Jakarta, Gatra.com - Aulia Kesuma, tersangka pembunuhan sadis, yang mengaku lega usai menghabisi nyawa suaminya, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anak tirinya, M Adi Pradana alias Dana (23). Menurut psikiater Rumah Sakit Mayapada, dr. Kusman Suriakusumah, Sp.KJ di Komnas Perempuan, Kamis (5/9), gejala ini bukanlah gangguan jiwa melainkan gangguan kepribadian (psikopat).
Gangguan kejiwaan dan kepribadian itu berbeda. Kusman mengatakan, perbedaannya adalah kalau gejala gangguan kejiwaan itu timbul halusinasi (gangguan persepsi panca indera). Kelima indera baik penciuman, penglihatan, pendengaran, perabaan dan pengecapan pasti terganggu. Itulah gejala yang paling mencolok dari gangguan jiwa. Sementara, kalau di gangguan kepribadian itu tidak ada.
"Mungkin dia pikirannya pintar, cerdas, tapi belum tentu emosinya. Gangguan emosi ini bisa juga gangguan kepribadian. Kalau mau tahu pintar tidaknya kan bisa diajak ngobrol saja, kan dari bicaranya ketahuan. Sekarang lihat perilaku itu gampang aktif dan pasif. Lalu lihat emosinya gimana, ini ang penting. Kalau emosi terganggu, bisa gangguan kepribadian (psikopat)," jelasnya.
Kusman menjelaskan, bahwa psikopat adalah perilaku menyakiti makhluk Tuhan yang seharusnya disayangi. Awal gejalanya adalah karena benci lalu bisa berubah menjadi tindakan kekerasan yang melukai apapun bisa manusia, hewan atau tumbuhan secara sadar. Diketahui juga, dalam melancarkan aksi pembunuhannya, Aulia sudah merencanakannya sejak lama dengan menyewa pembunuh bayaran.
"Seorang psikopat biasanya akan merasa senang setelah melakukan kekerasan. Psikopat juga akan menghalalkan segala cara. Misalnya dia punya duit nih. Bayar saja orang untuk membunuh dan melakukan beragam konspirasi. Psikopat tuh seperti itu," ungkapnya.