Boyolali, Gatra.com – PT Solo Manufaktur Kreasi meluncurkan mobil pertama Esemka jenis Bima versi 1.2 dan 1.3. Mobil jenis pick up atau angkutan barang yang menyasar masyarakat desa itu dibanderol Rp110 juta dan Rp150 juta.
”Jadi mobil ini untuk mengangkut barang-barang sehingga pekerjaan di pedesaan akan semakin intensif. Produktivitas masyarakat juga bisa ditingkatkan,” ucap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai peluncuran Esemka Bima di pabrik PT Esemka di Desa Demangan, Sambi, Boyolali, Jumat (6/9).
Produksi mobil Esemka diharapkan bisa mendatangkan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar pabrik. Tentunya produk ini juga menjadi kebanggaan dalam negeri. ”Kami juga berharap produk ini bisa diserap market karena memang melayani kebutuhan masyarakat Indonesia,” ucap Budi.
Saat ini tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di mobil Esemka mencapai 60 persen. Selain pasar dalam negeri, mobil ini juga akan menjajaki pasar mancanegara seperti Myanmar. ”Tapi saat ini fokusnya di dalam negeri dahulu. Saya rasa untuk industri pertanian sangat banyak. Angkutan kecil juga dimungkinkan, termasuk untuk angkutan online,” ucapnya.
Hanya saja, Esemka sulit jika dikembangkan sebagai mobil listrik. Sebab Esemka dioptimalkan sebagai angkutan perdesaan. Adapun mobil listrik jamak digunakan di kota. ”Semangat mobil listrik ini mengurangi polusi. Lagi pula mobil listrik juga membutuhkan charger. Makanya fokusnya lebih di perkotaan,” ucap Budi.
Esemka Bima memiliki spesifikasi panjang 4560, lebar 1645, dan tinggi 1890 dalam milimeter. Kargo boksnya punya panjang 2750, lebar 1600, tinggi 460 milimeter. Berat kotor kendaraan ini 2150 kilogram dengan maksimal muatan 950 kilogram. Kapasitas tangkinya 40 liter dengan mesin 1.2 E-power l4 DOHC dan isi silinder 1243 CC.