Jakarta, Gatra.com- Bank Indonesia (BI) melaporkan, cadangan devisa (cadev) meningkat menjadi US$126,4 miliar pada akhir Agustus 2019. Sebelumnya, pada akhir Juli 2019, cadev Indonesia hanya sebesar US$125,9 miliar. Peningkatan ini, kata Deputi Gubernur Senior (DGS) BI, Destry Damayanti, bukanlah suatu hal yang signifikan.
"Jadi, memang kemarin naiknya juga enggak besar banget," ujarnya saat diwawancarai setelah acara Diskusi Panel & Darmawisata ke Bank Indonesia bertemakan "Perekonomian dan Arah Kebijakan Sistem Pembayaran Indonesia", di Museum BI, Jakarta, Jumat (5/9).
Destry menuturkan, kenaikan yang tidak terlalu signifikan, karena inflow dari investasi portofolio pada Agustus sedikit tersendat. Selanjutnya, disebabkan berlalunya musim pembayaran bunga.
"Jadi, memang kita sih forecast secara umum di level US$126,4 miliar. Itu setara dengan 7,4 bulan impor atau 7,1 bulan impor dan pembiayaan utang luar negeri pemerintah," tuturnya.
Meski begitu, Destry memperkirakan cadev Indonesia masih mengalami peningkatan. "Ya, inflow masih bisa expect. Tetapi, memang mungkin enggak sederas di enam bulan pertama," kata Destry.
Hal ini, jelasnya, dikarenakan kondisi ekonomi global yang tidak pasti. "Kita tidak melihat ke sana karena ada pengaruh dari flight to quality. Jadi, misalnya, dalam ekonomi Amerika kalau memang sesuai ekspektasi. Maka, market akan positif,"katanya.
Sebagai informasi, Bank Indonesia melaporkan, peningkatan cadev pada Agustus 2019 disumbang oleh penerimaan devisa migas dan penerimaan valas lainnya.