Ankara, Gatra.com - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, akan membuka kembali rute bagi para pengungsi Suriah untuk memasuki Eropa jika tidak mendapat dukungan internasional untuk menciptakan zona aman di wilayah Suriah Utara.
Seperti dilansir BBC.com (6/9), Erdogan menyerukan untuk memberi dukungan logistik dalam rangka membangun zona aman di bagian timur laut Suriah.
Amerika Serikat mendukung rencana untuk menciptakan zona aman tersebut. Hal itu sesuai keinginanTurki yang mengharapkan pasukan AS bersama-sama melakukan patroli di zona aman tersebut.
Selama ini, Turki menampung lebih dari 3,6 juta warga Suriah yang melarikan diri dari perang saudara. "Tujuan kami adalah untuk setidaknya satu juta saudara Suriah kembali ke zona aman yang akan kami bentuk di sepanjang perbatasan kami yang berjarak 280 kilometer," kata Erdogan dalam pidato di Ankara.
Sejak 2011, Suriah dilanda konflik perang saudara akibat rezim otoriter Bashar al-Assad. Ratusan ribu warga sipil terbunuh akibat konflik berkepanjangan itu, terutama akibat serangan udara rezim yang menargetkan daerah-daerah yang dikuasai oposisi.
Pasukan pemerintah Suriah yang didukung oleh pesawat Rusia menggempur pasukan pemberontak dan jihadis di Provinsi Idlib, Suriah. Sedangkan, Turki mendukung beberapa kelompok pemberontak di sana.
Puluhan ribu warga sipil melarikan diri ke utara dari kota Idlib ke perbatasan Turki. Di bawah perjanjian 2016 dengan Uni Eropa, Turki memberlakukan kontrol yang lebih kuat untuk mengendalikan aliran migran dan pengungsi menuju ke Eropa.
Kesepakatan itu melibatkan Uni Eropa yang memberikan 6 miliar euro kepada Turki untuk menampung pengungsi Suriah. Meski kemudian Erdogan mengeluh bahwa Turki baru menerima 3 miliar euro sejauh ini. Sebelumnya, juru bicara Komisi Eropa, Natasha Bertaud, mengatakan sebanyak 5,6 miliar euro siap digelontorkan.