Jakarta, Gatra.com - Pemerintah saat ini memfokuskan revitalisasi pada 63 kawasan transmigrasi. Kawasan-kawasan ini tersebar di seluruh indonesia dengan luas lahan mencapai 4,8 juta hektar.
"Spesifiknya memang kita ke daerah-daerah 3T (Terluar, Tertinggal, dan Terdepan) yang di timur rata-rata. Misalnya kalau di Papua itu di Merauke, Muting sama Salor. Jadi tersebarlah kawasan-kawasan itu, intinya adalah memang kurang penduduknya," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi (Dirjen PKT), M Nurdin kepada Gatra.com, pada Kamis.
Menurutnya, dengan adanya pemerataan penduduk melalui transmigrasi, akan menciptakan daerah-daerah definitif baru. Dengan begitu, kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) akan bertambah.
"Tentunya punya kontribusi terhadap pertumbuhan PDB kita, walaupun hanya beberapa persen tapi mereka tetap bagian dari kita," ujarnya.
Revitalisasi ini, lanjutnya, bisa meningkatkan PDB melalui saving low income, peningkatan konsumsi, dan lainnya. Hal ini disebutnya bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi transmigran dan negara.
Bahkan, Nurdin menyebutkan revitalisasi ini bisa mengurangi kesenjangan sosial yang ada di masyarakat. Pertumbuhan ekonomi di kawasan transmigrasi harus selaras dengan pertumbuhan ekonomi di desa-desa sekitarnya.
"Desa-desa di sekitar transmigrasi itu pertumbuhan ekonominya harus sama dengan kawasan transmigrasi agar tidak ada kesenjangan," ujarnya.
Selain itu, program revitalisasi yang difokuskan pada kawasan transmigrasi di daerah 3T ini, juga dimaksudkan untuk menjaga perbatasan dengan negara lain.
"Menjaga perbatasan kan penting itu, supaya sumber daya alam kita di perbatasan juga tidak dicuri orang. Jadi harus dinikmati oleh penduduk kita," paparnya.