Jakarta, Gatra.com - Menteri Sosial (Mensos) RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, menekankan pentingnya deteksi dini konflik untuk mencegah bencana sosial, terlebih dengan kondisi masyarakat Indonesia yang multikultural.
"Potensi konflik di Indonesia, suka tidak suka merupakan sesuatu yang inheren dalam masyarakat multikultural. Perlu pengelolaan yang bijaksana dan baik agar keberagaman bisa jadi sesuatu yang baik, maka deteksi dini potensi konflik mutlak harus dilaksanakan," ujar Agus Gumiwang dalam Bimbingan Teknis Keserasian Sosial di Gedung Aneka Bhakti, Kementerian Sosial (Kemensos), Jakarta, Jumat (6/9).
Baca juga: Bantu Penanganan Konflik Sosial Buton, Mensos Berikan Bantuan Rp2,2 Miliar
Menurut Agus Gumiwang, peran keserasian sosial semakin relevan setelah rangkaian peristiwa yang terjadi di Papua.
"Kegiatan ini menjadi relevan, apa yang terjadi di Papua di mana saudara kita mengalami masalah. Konflik sosial di Papua menegaskan kita pentingnya kita punya kesadaran dalam berbangsa dan bernegara dalam berkehidupan sosial yang multikultural, saling menghormati, menghargai, tenggang rasa," ujarnya.
Mensos juga menyampaikan keprihatinan atas kondisi di Papua. Menurutnya, saat ini, Pemerintah telah mengupayakan dengan sumber daya yang dimiliki agar Papua kembali ke kondisi normal dan damai.
"Segala pendekatan dan upaya telah dan akan dilakukan pemerintah, pendekatan persuasif, kemanusiaan, budaya demi keutuhan NKRI," kata Agus Gumiwang.
Menurutnya, Kemensos melalui program keserasian sosial telah memfasilitasi terbentuknya forum keserasian sosial sebanyak 1.725 forum yang menjadi lembaga lokal yang mampu melakukan deteksi dini konflik dengan mengedepankan kearifan lokal.
Baca juga: Budaya, Solusi Pencegahan Konflik Sosial di Maluku Tengah
Selain itu, lanjut Agus Gumiwang, Kemensos telah membentuk relawan pelopor perdamaian sebanyak 1.454 personel yang menjadi garda terdepan dalam penanggulangan bencana sosial.
Peran keserasian sosial, kata Agus Gumiwang, dimulai dari memelihara kondisi damai dalam masyarakat, mendamaikan perselisihan, meredam potensi konflik, serta membangun peringatan dini konflik.