Cambridge, Gatra.com – Sekelompok pemburu-pengumpul menetap di Lembah Sungai Indus sebagai petani yang mengarah pada lahirnya Peradaban Harappan. Peradaban ini memuncak sekitar 2.600–1.900 sebelum masehi (SM) dengan perencanaan kota perintis, sistem drainase, dan lumbung yang rumit. Mereka adalah masyarakat multikultural dan telah memiliki tata nilai sendiri.
"Pandangan umum adalah bahwa pertanian datang ke Asia Selatan melalui gerakan besar-besaran petani Iran ke arah barat," kata ahli genetika David Reich dari Universitas Harvard kepada ScienceAlert, Kamis (5/9).
Petunjuk nenek moyang orang Iran di Asia Selatan modern membuat para peneliti mencurigai bahwa ketika orang-orang Iran kuno ini bermigrasi dari Bulan Sabit Subur di Timur Tengah (tempat bukti pertanian paling awal telah ditemukan), mereka membawa cara hidup pertanian baru.
Baca juga: Gen Manusia Purba Pengaruhi Tinggi Badan, Otak, dan Testis
Tetapi tim peneliti yang dipimpin oleh arkeolog Vasant Shinde dari Deccan College di India, baru saja mengakhiri garis waktu skenario itu.Untuk pertama kalinya, tim berhasil mengurutkan genom dari individu yang ditemukan terkubur dalam sisa-sisa peradaban kuno ini, di sebuah pemakaman di lokasi Rakhigarhi di Haryana, India.
Meskipun situs ini telah lama menjadi perhatian, iklim Asia Selatan yang panas memberikan kondisi sempurna untuk melapukkan bahan biologis, sehingga hanya sedikit DNA yang dapat diekstraksi. Tetapi tim berhasil menemukan cukup DNA dari kerangka berusia 4.000 hingga 5.000 tahun dengan mengambil sampel lebih dari 100 kali dan mengumpulkan hasilnya.
Reich menyampaikan, analisis mereka menunjukkan bahwa gen yang terkait dengan nenek moyang orang Iran, ini berasal dari masa ketika petani dan pemburu-pengumpul di daerah itu terpisah satu sama lain. Nenek moyang orang Iran ini pergi sebelum pertanian menyebar ke Iran.
"Hasil studi kami mennunjukkan bahwa pertanian muncul di Asia Selatan baik melalui penemuan lokal atau adopsi ide dari tetangga barat [komunikasi budaya] atau kombinasi," katanya.
Membandingkan genom individu ini dengan orang-orang dari studi lain, tim juga memberikan beberapa wawasan tentang perdagangan dan pergerakan antara peradaban kuno ini.
Sebelas individu dari 523 sampel genetik dari Gonur di Turkmenistan dan Shahr-i-Sokhta di Iran termasuk dalam kelompok genetik yang sama dengan individu Asia Selatan.
"Ini menunjukkan bahwa 11 orang ini adalah pendatang atau keturunan pendatang baru dari Peradaban Lembah Indus," ungkap Reich didukung oleh koneksi budaya yang terlihat di antara situs-situs tersebut.
"Orang-orang Harappan adalah salah satu peradaban paling awal di dunia kuno dan sumber utama budaya dan tradisi India, namun telah menjadi misteri bagaimana mereka berhubungan baik dengan orang-orang kemudian maupun dengan orang-orang sezaman mereka," kata Shinde.
Sementara sekarang mengenal mereka melalui sisa-sisa perkotaan dan peninggalan 4.000 tahun lalu, genom baru yang diurutkan menunjukkan peradaban Harappan kuno memiliki warisan yang jauh lebih besar.
Baca juga: Upaya Rekayasa Genetika Membuat Manusia Abadi
"Orang ini dimakamkan di pemakaman Peradaban Lembah Indus, adalah bagian dari populasi yang merupakan sumber tunggal terbesar keturunan di hampir semua orang Asia Selatan saat ini," ungkap Reich.
Tentu saja hanya ada sedikit yang dapat dipelajari dari genom satu individu, sehingga para peneliti berharap teknik yang digunakan akan memungkinkan mereka untuk mempelajari genom banyak individu lain dari peradaban Harappan untuk menciptakan gambaran yang lebih besar dari sejarah yang kaya ini.
"Kami juga ingin mempelajari individu dari periode waktu lain dan lokasi geografis di Asia Selatan, terutama sebelum dan setelah munculnya pertanian untuk memahami sejauh mana perubahan genetik menyertai transformasi ekonomi ini," katanya. Temuan mereka telah dipublikasikan di Jurnal Ilmiah Cell.