Palembang, Gatra.com - Kementerian Agama (Kemenag) RI akan mengembangkan manuskrip menjadi salinan digital yang bisa dipelajari siapapun, terutama kalangan milenial.
Peneliti Puslitbang Lektur Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organiasi (LKKMO) Kementerian Agama (Kemenag) RI, Retno Kartini mengungkapkan, salah satu langkah awal yang dilakukan guna mewujudkannya yakni dengan mendirikan Pusat Kajian Manuskrip Nusantara.
"Ada 20 kota di Indonesia yang kita bentuk pusat kajian manuskrip nusantara, termasuk Palembang. Tahun depan, 20 kota ini akan dibentuk lembaganya," ungkapnya usai melakukan Forum Grup Diskusi (FGD) di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang, Kamis (5/9).
Pembentukan lembaga ini bertujuan melestarikan sejumlah naskah kuno yang tersebar di masyarakat sebagai identitas bangsa karena terkandung nilai-nilai di dalamnya. Pusat kajian ini akan fokus ke manuskrip umum, yang akan mengkaji sejarah. Jika di Palembang masuk manuskrip Kerajaan Siriwijaya.
Dijelaskannya, selama ini upaya pengkajian manuskrip sudah dilakukan namun masih jalan sendiri-sendiri. Lembaga ini akan bisa menjadi payung bagi semua lembaga terkait manuskrip agar satu pintu. "Targetnya, akan ada salinan manuakrip secara digital yang bisa dipelajari semua orang, terutama kalangan milenial,” sambungnya.
Lembaga yang akan dibentuk akan bekerja sama dengan sejumlah kampus Islam di 20 kota di Indonesia. Untuk di Palembang, kerjasama dilakukan dengan Malay Islamic Civilization Institute (MIC-I) UIN Raden Fatah Palembang.
Ketua MIC-I UIN Raden Fatah Palembang, Endang Rochmiatun mengungkapkan, lembaga yang dibentuk akan memiliki peran mensinergikan sejumlah komunitas ataupun lembaga manuskrip di Kota Palembang. "FGD ini langkah kita bermitra bersama pecinta dunia naskah kuno. Menjaga identitas manuksrip di Palembang dengan nilai kearifan, nilai sosial. Ini perlu dilestarikan dan diajarkan kepada generasi atau anak-anak," ucapnya.
Reporter: Karerek