Jakarta, Gatra.com - Pemerintah telah membangun sarana dan prasarana pertanian di kawasan-kawasan transmigrasi. Beberapa di antaranya pembangunan embung untuk irigasi, pembangunan rice miling unit, dan tempat pengolahan komoditas lain.
Hal itu disampikan Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi (Dirjen PKT), M Nurdin, saat diwawancarai per telepon oleh Gatra.com, Kamis (5/9).
Menurut Nurdin, sarana dan prasarana pertanian seperti ini dapat menekan biaya proses produksi di kawasan transmigrasi. Selain itu, hal ini juga dapat meningkatkan efisiensi pascapanen.
"Sehingga mereka tidak menjual atau mengolah padinya atau jagungnya ke lokasi lain. Keluar biaya transpor juga kalau harus dibawa ke tempat lain," katanya.
Pemerintah, kata Nurdin, juga terus meningkatkan daya saing produk kawasan transmigrasi. Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan jadi solusi untuk meningkatkan kualitas produk pertanian di kawasan transmigrasi ini.
"Kalau tadinya perjalanan lima jam bisa dipangkas menjadi satu jam. Biayanya kan akan lebih murah. Kemudian kualitasnya juga karena masih ada kadar airnya jadi lebih bagus sampai ke industri pengolahan akhir. Harganya lebih bagus, nilainya lebih tinggi," ujarnya.
Dengan begitu, lanjut pendapatan masyarakat di kawasan transmigrasi dapat meningkat. Bahkan, dengan peningkatan pendapatan masyarakat bisa tercipta pasar-pasar sebagai pergerakan ekonomi.
Selain itu, Nurdin juga menyampaikan, pemerintah telah bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk membantu perekonomian masyarakat transmigrasi. Kerja sama dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) merupakan salah satu solusi dalam membantu pemasaran produk dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Kita kerja sama dengan BRI, mereka membantu menjual produk dengan sistem fintech atu penjualan secara online," katanya.