Lombok Barat, Gatra.com- Kualitas garam yang dihasilkan petani garam di Lombok Barat (Lobar) cukup diperhitungkan. Dengan kualitas hasil yang sangat baik, prospek pengembangan garam ke depan cukup mengembirakan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) NTB HL Hamdi mengatakan, melihat kualitas garam yang cukup bagus di Lobar, pihaknya berupaya, petani garam di NTB dapat menghasilkan garam berkualitas tinggi.
“Apalagi semuanya untuk kebutuhan industri dan produk-produk konsumsi seperti di Lombok Barat. Garam yang dihasilkan oleh petani garam di Sekotong, Lobar ini sudah bisa digunakan untuk garam farmasi, karena kandungan yang dihasilkan sangat berkualitas,” kata Hamdi pada panen perdana garam di Sekotong, Lobar, Kamis (5/9).
Hamdi mengatakan, integrasi lahan garam di Kecamatan Sekotong ini bisa diadopsi sebagai percontohan bagi kabupaten dan kota lainnya di NTB.
Menurut Hamdi, garam sangat dibutuhkan seperti untuk kebutuhan industri farmasi, sabun dengan bahan dasarnya NaOH, bisa diperoleh dari garam yaitu NaCl yang dipisah. Di perusahaan industri, garam menjadi bahan penting nomor dua. Namun, bagi industri tertentu, garam dimanfaatkan untuk pembuatan NaOH dan Cl untuk bahan pembuatan clorin (kaporit) untuk pembasmi hama pada air PDAM.
Pada panen perdana ini, jumlah petak yang dipanen sebanyak 87 petak. Masing-masing petak menghasilkan 5-7 ton garam untuk sekali panen. Dengan jumlah tersebut, diprediksi cukup untuk kebutuhan PDAM selama sepuluh bulan ke depan.
Bupati Lobar, H.Fauzan Khalid mengemukakan, pemasaran dan harga garam di Lobar masih stabil. Karena garam hasil para petani, digunakan sementara untuk konsumsi bagi PNS dan PDAM. Kebutuhan PDAM saat ini masih 10 ton perbulan dan diharapkan akan terus berkembang.
“Dan kandungan NaCL garam di Bertong ini mencapaia 99,2. Ini jauh lebih tinggi dari perysarataan PDAM,” terang Fauzan.
Data di DKP Lobar menyebut luas tambak garam di Lobar mencaai 688 hektar. Di kawasan Cendimanik, Sekotong saja luas tambaknya mencapai 354 hektar. Namun dengan area tambak yang cukup luas itu, pemanfaatanya masih dirasa kurang optimal. Hanya 140 hektar atau 40% areal tambak saja yang bisa dimanfaatkan. Itu pun terbagi untuk garam konsumsi dan garam industri dengan menggunakan sistem geoisolator seluas 30 hektar.
“Untuk menjaga kualitas garam, Pemprov NTB dan Pemkab Lombok Barat, tahun depan direncanakan akan menyediakan gudang penyimpanan dengan kapasitas mencapai dua ribu ton. Nanti juga akan didukung oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam pemetaan pemasaran dan fasilitas perizinan. Kita harapkan, tahun ini petani di Sekotong bisa panen, enam sampai delapan kali sekali musim,” kata Kepala DKP Lobar H Subandi.