Jakarta, Gatra.com - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan keamanan (MenkoPolhukam) Wiranto menegaskan, penyerangan penambang emas di Yahukimo, Pegunungan Bintang, Papua, tidak berkaitan dengan kerusuhan di Papua dan Papua Barat.
"Tidak ada kaitannya dengan dengan masalah demo, itu lanjutan dari peristiwa lama," ucap Wiranto dalam konferensi pers di kantornya, kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (5/9).
Wiranto mengatakan, saat ini aparat keamanan sudah berjaga di wilayah tersebut. Sebanyak 97 pendulang emas dari berbagai lokasi sudah dievakuasi. Wiranto menuturkan, konflik tersebut sebatas konflik horizontal antara pendulang emas pendatang, dengan masyarakat asli setempat.
"Kemudian beberapa korban kemarin, itu konflik horizontal saja antara penambang emas dari luar daerah dengan penduduk setempat," katanya.
Sebelumnya, Wiranto menjelaskan pada tanggal 2-3 September 2019 memang terjadi serangan terhadap pendulang emas ilegal. Para pendulang atau penambang emas ilegal itu berasal dari luar daerah. Saat ini, sebanyak 253 penambang melarikan diri ke Tanah Merah, Boven Digoel, Papua.
Pihak kepolisian sebelumnya berujar, sebanyak 74 orang dievakuasi setelah insiden penyerangan pendulang emas di Yahukimo, Papua. Nantinya, mereka menjadi saksi insiden dan dimintai keterangan.
"Baru beberapa saksi yang berhasil lolos, kurang lebih 74 orang yang berhasil diamankan atau diselamatkan, baru bisa dimintai keterangan. Untuk detailnya nanti dulu, yang penting kita evakuasi dulu," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (4/9).