Batam, Gatra.com - Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), pada Agustus 2019 mengalami deflasi sebesar 0,80 persen. Hal itu, tercatat jauh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dengan inflasi sebesar 0,60 persen. Bahkan, berdasarkan catatan TPID Kepri, IHK Kepri terbilang lebih rendah dibandingkan IHK Nasional pada Agustus 2019 yang mengalami inflasi sebesar 0,12 persen.
Deflasi adalah suatu periode di mana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar.
Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kepri, Fadjar Majardi mengatakan, inflasi Kepri pada Agustus 2019 tercatat sebesar 3,23 persen atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,50 persen. Sedangkan, IHK Nasional pada Agustus 2019 sebesar 3,49 persen.
“Maka dengan perkembangan tersebut, inflasi Kepri hingga Agustus 2019 tercatat sebesar 1,56 persen. Diperkirakan pada akhir tahun 2019 nantinya, inflasi Kepri berkisar diangka 3,5 persen ,” katanya, pada Gatra.com, Kamis (5/9) di Batam.
Menurut Fadjar, deflasi Kepri pada Agustus 2019 bersumber dari penurunan harga pada kelompok bahan makanan dan jasa transportasi, telekomunikasi dan jasa keuangan. Dimana Kelompok itu, mengalami deflasi sebesar 2,63 persen. Komoditas utama penyumbang deflasi pada kelompok ini karena penurunan tarif angkutan udara yang mengalami deflasi sebesar 12,07 persen.
“Diperkirakan karena normalisasi setelah berakhirnya masa peringatan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN),” ucapnya. Secara spasial, Batam dan Tanjungpinang mengalami deflasi pada bulan Agustus 2019, diketahui deflasi Batam tercatat sebesar 0,86 persen, dibandingkan bulan lalu yang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,61 persen.
Sedangkan Tanjungpinang, kata Fadjar, mengalami deflasi sebesar 0,38 persen, dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,57 persen. “Komoditas utama penyumbang deflasi di Batam dan Tanjungpinang adalah tarif angkutan udara dan komoditi bayam,” ujarnya.
Mencermati perkembangan inflasi terkini di Kepri, Fajar merinci, IHK Kepri pada September 2019 nanti diperkirakan mengalami inflasi. Hal itu perlu diwaspadai, sebab untuk mengantisipasi beberapa risiko inflasi di Kepri ke depan secara tahunan.
Ada tiga poin potensi risiko pendorong inflasi di Kepri pada September 2019, Pertama, potensi peningkatan harga komoditas ikan hasil laut menjelang musim angin utara. Kedua, potensi kenaikan harga sayuran setelah mengalami deflasi yang cukup dalam dua bulan berturut-turut. Ketiga, gelombang laut yang tinggi menjelang akhir tahun, dapat mengganggu proses distribusi logistik dan mengurangi ketersediaan pasokan bahan makanan.
“Sejalan dengan langkah pengendalian inflasi yang dilakukan pada tahun sebelumnya, TPID Kepri tetap difokuskan untuk meneruskan kebijakan 4K, yaitu; Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif di tahun 2019,” tuturnya.