Palembang, Gatra.com – Pada hari ini (5/9), kualitas udara di kota Palembang masuk dalam katagori tidak sehat, atau melebihi ambang batasnya, yakni antara 105-196 µgram/m3. Masyarakat dihimbau menggunakan masker dan banyak mengkonsumsi air minum saat berada di luar rumah.
Kasi Observasi dan Infromasi BMKG SMB II Palembang, Bambang Beny Setiaji mengatakan pada saat ini, udara Palembang bercampur kabut asap dengan kualitas udara sudah melebihi ambang batas sehingga masyarakat diharapkan lebih berhati-hati baik dalam transportasi terutama pada shubuh hari, dan menggunakan pelindung pernapasan (masker).
“Konsentrasi PM 10 yang tercatat di Stasiun Klimatologi Palembang 5 Septembar pada 00.00-08.00 WIB tercatat kategori tidak sehat, masyarakat berhati-hati bertransportasi pada 04.00-07.00 WIB seiring potensi menurunnya jarak pandang. Senantiasa menggunakan masker dan minum banyak air guna menjaga kesehatan,” ungkapnya dalam keterangan persnya, Kamis (5/9).
Berdasarkan pemantuan cuacanya, angin permukaan yang umumnya bergerak dari Selatan- Tenggara dengan kecepatan 5-10 Knot (9-19 Km/Jam) mengakibatkan Palembang dikepung kabut asap. Sumber dari LAPAN, tercatat beberapa titik panas di wilayah sebelah Selatan-Tenggara Palembang dengan tingkat kepercayaan di atas 80% berasal dari Banyuasin I, Pampangan, Tulung Selapan, Padamaran dan Mesuji yang berkontribusi menyumbangkan asap ke wilayah Kota Palembang.
“Akibatnya, jarak pandang di Palembang hanya berkisar 300-500 m atau dengan kelembapan 96-98% dengan kabut asap (smog/smoke+fog) juga berdampak pada jadwal penerbangan yang mengalami keterlambatan (delay),” terangnya.
Intensitas kabut asap, yang terjadi pada dini hari menjelang pagi hari yakni pada 04.00-07.00 Wib, lebih disebabkan karena labilitas udara yang stabil pada saat tersebut. Fenomena kabut diindikasikan dengan kelembapan tinggi dan partikel-partikel basah di udara, sehingga kondisi langit pada malam hari tanpa awan.
“Hal ini mengakibatkan radiasi permukaan bumi lepas keluar atmosfer dengan suhu di permukaan relatif dingin yakni 22-23°C yang tercatat di Bandara SMB II. Setelah terbit matahari keadaan udara akan relatif labil karena partikel basah (kabut) maupun kering(asap) akan terangkat naik dan jarak pandang akan menjadi lebih baik,” bebernya.
Akan tetapi, partikel kering (asap) yang digerakkan oleh angin horizontal, akan tetap berada di permukaan sehingga mempengerahui kualitas udara. Kondisi ini akan terus berlangsung sampai tanggal 11 September di Sumsel akibat tidak adanya potensi hujan.