Jakarta, Gatra.com - Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), M. Bakrun, mengatakan, program revitalisasi SMK sejatinya sudah berjalan sejak 2017. Pada saat itu, Kementerian menyiapkan program tersebut dan dijalankan secara bertahap pada 2018-2019. Desain tersebut di jalankan secara serentak pada 2020.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikud), Muhadjir Effendy ketika ditemui beberapa waktu yang lalu mengatakan, pada 2020, revitalisasi SMK akan digerakan. Anggaran untuk itu diperkirakan tidak kurang dari Rp7 miliar.
“Revitalisasi sudah kita lakukan sejak 2017, 2018 itu belum secara detail, dan 2019 ini masih dalam proses yang kita sebut dengan pewajahan. Untuk tahun 2020 desain kita rencananya adalah sekolah-sekolah itu yang jumlahnya 557 SMK yang akan di revitalisasi tahun 2020,” Kata Bakrun kepada Gatra.com
Revitalisasi akan difokuskan untuk memenuhi dan memfasilitasi kebutuhan peralatan yang diharapkan bisa menunjang industri. Namun, menurut Bakrun, kebutuhan itu akan disesuaikan dengan masing-masing kompetensi.
“Seperti yang diampaikan anggarannya akan digunakan untuk pengembangan fasilitas seperti gedung, laboratorium, bengkel, workshop. baik untuk merenovasi atau penambahan sedikit itu bisa ditambahkan sehinggga nantinya lab dan bengkel yang ada itu performanya seusai dengan yang smestinya berada di industri. Harapan kita seperti itu,” katanya.
Selain itu, dirinya menilai, link and match merupakan sebagai fokus dalam lembaga pendidikan dan industri. Pengangguran dari lulusan SMK bisa ditekan asalkan ada keterhubungan dengan industri. Untuk itu, perlu penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan industri.
"Dulu industri A dan B menyediakan banyak lapangan kerja, tapi seiring perkembangan sudah bergeser. Ini yang perlu disesuaikan karena banyak SMK yang jurusan-jurusannya tidak sesuai kebutuhan industri dan harus merespons perubahan industri," katanya.