Bristol, Gatra.com - Mengonsumsi camilan kentang goreng kemasan dan roti putih membuat remaja pria kurang gizi dan kehilangan penglihatannya. Para ilmuwan dari Universitas Bristol memeriksa kasus pasien muda yang makan sangat pilih-pilih menyebabkan kebutaan, dan telah memperingatkan bahaya diet yang buruk. Pasien yang tidak dikenal itu mengatakan kepada dokter bahwa Ia hanya makan kentang goreng, Pringles, roti putih, irisan ham dan sosis olahan sejak sekolah dasar. Ia juga menghindari makanan dengan tekstur tertentu.
Remaja tersebut memang tengah berada di dalam program diet karena Ia kekurangan kadar vitamin B12 dan anemia. Sayangnya, satu tahun kemudian ada tanda-tanda gangguan pendengaran dan gejala penglihatan, tetapi dokter tidak menemukan penyebabnya. Visinya telah memburuk ke titik kebutaan pada usia 17 tahun dan dokter mengidentifikasi kekurangan vitamin B12, kadar tembaga dan selenium yang rendah. Pada tahap ini, kerusakan penglihatannya bersifat permanen.
Para peneliti dari Bristol Medical School dan Rumah Sakit Mata Bristol memeriksa kasus tersebut dan menyimpulkan, bahwa pasien tersebut menderita neuropati optik gizi, suatu disfungsi saraf optik. Di negara maju, sebagian besar disebabkan oleh masalah usus atau pengobatan yang mengganggu penyerapan nutrisi, jarang karena dipengaruhi oleh diet.
"Kasus ini menyoroti dampak diet terhadap kesehatan visual dan fisik. Faktanya, bahwa asupan kalori dan indeks massa tubuh bukanlah indikator status gizi yang dapat diandalkan," kata peneliti dari Bristol Medical School dan the Bristol Eye Hospital seperti yang dilansir dari CNN, Rabu (4/9).
Mereka juga memperingatkan untuk memastikan suplemen vitamin B12 tetap terpenuhi. Untuk mencegah kasus serupa, dokter harus bertanya kepada pasien tentang riwayat diet mereka sebagai bagian dari pemeriksaan klinis rutin.
Gary Frost, yang merupakan seorang profesor nutrisi di Imperial College London mengatakan, bahwa sangat jarang bagi seseorang di Inggris untuk melakukan diet yang begitu terbatas sehingga mengakibatkan kekurangan mikronutrien. "Meskipun ini adalah contoh ekstrem, penting untuk memiliki diet yang luas dan bervariasi dan memastikan bahwa kita masih mendapatkan nutrisi serta zat gizi mikro yang dibutuhkan guna perkembangan yang sehat," ujarnya.
Ia menambahkan, kasus ini menjadi semakin mungkin karena terbatasnya pilihan makanan. "Rewel terhadap makanan sangat umum terjadi pada anak kecil dan dalam kasus yang ekstrem dapat menyebabkan pilihan makanan yang sangat terbatas. Namun, masalah makan seperti ini harus bisa diatasi sedini mungkin agar tidak berimbas pada masalah kesehatan lain yang fatal," pungkasnya.