Jakarta, Gatra.com - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Hubungan Internasional, Shinta W. Kamdani memberikan penjelasan mengapa pengusaha di Indonesia gagal dalam mengambil peluang investasi dari perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina. Menurut Shinta, hal itu terjadi karena Indonesia belum memegang peranan penting dari rantai pasok ekonomi dunia. Sehingga masih sulit bagi Indonesia untuk menarik investasi dari AS maupun Cina masuk ke dalam negeri.
"Memang kalau kita lihat, seberapa banyak kita jadi bagian dari supply chain, unfortunately not. Kita bukan bagian dari supply chain. Itu yang harus dibenahi dulu. Tapi nggak boleh nunggu," kata Shinta dalam konferensi press 'Making Indonesia 4.0: Kadin Indonesia Menyelenggarakan Misi Bisnis ke 14 Negara Eropa dan Amerika Serikat', di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Rabu (4/9).
Shinta melanjutkan, hal itulah yang kemudian mendorong Kadin, sebagai perwakilan pengusaha ikut aktif dalam menjaring investasi di Eropa dan Amerika Serikat, yang akan dilakukan pada 13 September hingga 7 Oktober 2019. Baik di negara-negara besar yang sudah biasa dikunjungi investor, hingga negara-negara alternatif lainnya, yang biasa menjadi target pasar dunia.
"Kita coba lebih targetted. Mungkin modelnya yang niche (target khusus). Bagaimana kita bisa ambil yang lebih cepat dan niche. Untuk lakukan itu, pelaku usaha harus bergerak," katanya. Penjelasan senada juga diungkapkan oleh Ketua Komite Bilateral Bulgaria, Albania dan Georgia Kadin, Alex Datuk Yahya. Alex mengungkapkan, langkah terbaik yang dapat dilakukan pengusaha saat ini adalah dengan meningkatkan ekspor Indonesia.
"Boosting ekspor. Kita harus tingkatkan pasar alternatif. Menambah kapasitas ekspor yang eksisting mungkin sulit. Khususnya kita boost di Eropa timur, kita juga harus penetrasi market itu," katanya.