Jakarta, Gatra.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong pelaku industri kakao untuk masuk ke sektor hulu. Tujuannya, meningkatkan kualitas komoditas kakao dalam negeri, untuk meningkatkan ekspor.
"Nah ini kita menurut saya memang harus ada investasi. Kalau pemerintah melakukan replanting, tetapi kalau semua uang pemerintah mungkin dari sisi angggaran sulit. Jadi mestinya industri masuk ke hulu," kata Wakil Ketua Umum Kadin bidang Makanan Olahan dan Industri Peternakan, Juan Permata Adoe saat ditemui di Menara Kadin, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (4/9).
Lebih lanjut, Juan menuturkan, saat ini industri kakao Indonesia masih lemah di sektor hulu. Hal itu terlihat, dari masih banyaknya impor kakao Indonesia.
Hingga saat ini, pelaku industri yang tertarik untuk fokus pada pengelolaan hulu di komoditas Kakao masih sangat sedikit. Menurut Juan, hal itu terjadi karena masih banyak pelaku industri yang menilai, produk olahan kakao memiliki nilai jual rendah.
"Masih kecil investasinya. Dia [ada investasi] membina petani bahan baik yang bagus, dia bisa ekspor ke Swiss," ujarnya.
Kasubdit Tanaman Penyegar Kementerian Pertanian, Hendratmojo Bagus Hudoro mengatakan, sebesar 97% pengelolaan kakao masih dilakukan oleh petani. Sedangkan pemerintah hanya 1% dan swasta 2%.
"Nah, 97% sektor hulu kita ini dipegang oleh petani rakyat. Sedangkan pemerintah dan swasta cuman 1% dan 2% saja," imbuh Bagus.