London, Gatra.com-Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson menghadapi kekalahan dalam pemungutan suara di parlemen Inggris. Dari pihak oposisi berusaha meloloskan undang-undang untuk mencegah terjadinya Brexit tanpa kesepakatan (no-deal Brexit). Hasil voting ini menegaskan, adanya perpecahan dalam parlemen Inggris.
Saat ini, Johnson menyatakan, akan menggelar pemilihan umum lebih awal, dengan harapan usulan mengenai Brexit bisa lolos. Dilansir AFP, Rabu (4/9), melalui voting, anggota parlemen yang menolak usulan Brexit Johnson mencapai 328 orang. Sedangkan yang setuju sebanyak 301 orang.
Bahkan, 21 anggota Fraksi Konservatif yang mendominasi parlemen turut menentang usulan Brexit yang diajukan Johnson. Mereka lebih memilih berpihak dengan kelompok oposisi, yang dipimpin Ketua Partai Buruh Jeremy Corbyn, dan mengajukan rancangan undang-undang untuk melarang proses Brexit tanpa kesepakatan.
"Saya tidak ingin pemilihan umum, tetapi jika anggota parlemen memilih untuk menghentikan perundingan dan kembali meminta penundaan Brexit, yang kemungkinan bisa bertahun-tahun. Maka hal itu akan kami lakukan untuk menyelesaikan masalah ini," kata Johnson.
Johnson memperingatkan, jika ada anggota Fraksi Konservatif yang membelot, akan disingkirkan dari partai. Namun seakan tak acuh dengan pernyataan Johnson, salah satu mantan menteri yang juga anggota Konservatif, Philip Lee justru mendukung kelompok Liberal Demokrat Eropa.
Spekulasi lain muncul saat Johnson mengupayakan pemilihan terkait Brexit, dalam beberapa hari sebelum KTT Uni Eropa pada 17-18 Oktober mendatang.