Abacos, Gatra.com - Saat ini tim penyelamat tengah melakukan pencarian korban di wilayah-wilayah Bahama Utara yang hancur oleh badai Dorian.

Dilansir BBC, Perdana Menteri, Hubert Minnis mengatakan, beberapa daerah luluh lantak akibat serangan badai tropis ini. Diperkiraan jumlah korban meninggal saat ini meningkat menjadi tujuh orang.

Angin topan yang menghantam Kepulauan Abaco merupakan salah satu tornado tertinggi di daratan yang pernah tercatat dalam sejarah. Bahkan, Grand Bahama juga mengalami kerusakan parah dan banjir.

Baca Juga: Badai Dorian Menewaskan 5 Orang di Bahamas

Saat ini, Badai Dorian telah bergerak ke utara, namun masih mengancam pesisir timur AS. Meskipun badai telah melemah menjadi badai kategori dua dengan kecepatan angin maksimum 110 mph (175 km/jam), ukuran badai itu tetap tumbuh menjadi lebih besar.

"Kita dapat memperkirakan lebih banyak kematian yang akan ditemukan. Ini hanya informasi awal. Ini adalah salah satu krisis nasional terbesar dalam sejarah negara kita," kata Minnis.

Lia Head-Rigby, yang menjalankan kelompok bantuan dan melimpahi Abacos, menyebut wakil-wakilnya mengatakan kepadanya bahwa terdapat lebih banyak korban tewas dalam bencana ini. "Ini adalah kehancuran total. Ini hancur. Apokaliptik," sebutnya.

Baca Juga: Badai Dorian Menghantam, Wisatawan Diminta Tinggalkan Bahama

Seorang nelayan kepiting Howard Armstrong, yang merupakan salah satu korban selamat mengatakan bahwa air banjir telah mencapai atap rumahnya dan istrinya. Bahkan, dirinya sempat mengalami hipotermia ketika berdiri di atas lemari dapur sampai hancur. "Saya terus bersamanya dan dia tenggelam bersama saya," ujarnya.

Gambar udara di atas Abacos menunjukkan kehancuran dengan radius yang luas. Ratusan atap bangunan hancur, puing-puing berserakan, mobil dan perahu terbalik, serta permukaan air yang tinggi.