Jakarta, Gatra.com - Direktur Perundingan Bilateral, Kementerian Perdagangan (Kemendag), Ni Made Ayu Marthini mengatakan, pelaksanaan Indonesia-Mozambik PTA (Preferential Trade Agreement) masih menunggu persetujuan DPR.
"Kita akan sampaikan dari pemerintah Indonesia. Dalam hal ini, presiden kita kirim surat ke DPR. Ada analisa di-attach di DPR, sehingga DPR tahu keuntungan dan konsekuensinya ini," ujarnya di Double Tree by Hilton Hotel, Jakarta, Rabu (4/9).
Saat ini, Made sedang melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dan mengumpulkan surat dukungan terkait pelaksanaan Indonesia-Mozambik PTA.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita berujar, Mozambik akan menjadi hub (pusat) perdagangan Indonesia dengan Afrika. "Saya lihat sampe ke pelabuhan yang bisa digunakan. Kedalamannya, mereka sudah ready. Kita bisa masuk ke beberapa pasar lain," tuturnya pada Rabu (4/9)
Enggar mengatakan, diperlukan langkah ratifikasi agar perjanjian tersebut terlaksana. "Kita legal scrubbing [pencocokan hukum kedua negara] dulu. Penerjemahannya, baru kita ajukan," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita serta Menteri Perindustrian dan Perdagangan Mozambik Ragendra Berta de Sousa menandatangani perjanjian Indonesia-Mozambik PTA di kota Maputo, Mozambik, Selasa (27/8), waktu setempat.
Di kawasan Benua Afrika, Mozambik merupakan negara tujuan ekspor ke-17 Indonesia di benua Afrika. Total perdagangan Indonesia-Mozambik tahun 2018 sebesar USD91,88 juta; dengan ekspor Indonesia tercatat senilai USD61,4 juta dan impor sebesar USD 30,5 juta. Dengan demikian, Indonesia surplus USD30,9 juta.
Melalui perjanjian tersebut, Mozambik memberikan penurunan tarif sekitar 217 pos tarif kepada Indonesia, di antaranya produk perikanan, buah-buahan, minyak kelapa sawit, margarin, sabun, karet, produk kertas, alas kaki, dan produk tekstil. Sedangkan Indonesia juga memberikan penurunan tarif sekitar 242 pos tarif kepada Mozambik, seperti kapas, tembakau, produk perikanan, sayur-sayuran, dan kacang-kacangan.
Produk ekspor utama Indonesia ke Mozambik pada 2018 adalah minyak kelapa sawit dan turunannya (USD27,3 juta), sabun (USD 9,8 juta), industrial monocarboxylic fatty acids (USD 7,9 juta), organic surface-active agents (USD3,3 juta), kertas dan karton (USD2,8 juta), karung dan tas (USD1,5 juta), margarin (USD1,5 juta), semen portland (USD1,1 juta). Sedangkan, produk impor utama Indonesia dari Mozambik adalah kacang tanah (USD22,6 juta), tembakau tidak diolah (USD4,1 juta), kapas (USD2,8 juta), bijih mangan dan konsentrat (USD417 ribu), besi paduan (USD246 ribu), kacang polong kering (USD197 ribu).