Jakarta, Gatra.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa Indonesia harus waspada terhadap ekonomi global yang kian terpuruk, sekaligus memanfaatkan kesempatan itu.
"Ekonomi global kian tidak bagus. Trade war antara Amerika dan Cina memburuk, Latin terpuruk, Jepang pun begitu. Di Kashmir juga lagi masalah," kata Luhut di gelaran Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019, Jakarta, Rabu (4/8).
Baca juga: IEMS Ajang Pameran Kendaraan Listrik di Jakarta
Menurut Luhut, Indonesia masih dalam kondisi yang baik. "Tapi kita harus berhati-hati menghadapi global ekonomi tadi," ujarnya.
Luhut menyampaikan bahwa ada kesempatan yang bagus di wilayah industri otomotif berbasis listrik. Industri ini bisa membangun ekonomi Indonesia.
Produksi baterai di pabrik Molowari, misalnya, akan menjadi pusat pembuatan nikel dan lithium. "Banyak perusahaan bergabung dalam membangun pabrik bahan baku baterai lithium karena Indonesia memiliki potensi besar. Apalagi, Perpres aturan kendaraan listrik sudah diterbitkan," katanya.
Walaupun mungkin porsinya sedikit-sedikit, lanjut Luhut, tapi mereka masuk karena melihat bahan baterai itu banyak di Indonesia. Total komitmen investasinya hingga tahun 2024 mencapai 30 miliar dollar.
Baca juga: Pemerintah Harus Menguatkan Ekosistem Kendaraan Listrik
Menurutnya, impor energi Indonesia bisa mencapai rata-rata Rp300 triliun lebih per tahun. Dengan adanya kendaraan listrik, dalam 3 tahun ke depan, pemakaian energi bisa turun sekitar 50-60%.
Luhut juga menyampaikan bahwa urusan produksi manufaktur, produsen lokal telah siap secara teknis. "Misalnya bus listrik yang diproduksi Mobil Anak Bangsa (MAB). Itu bagus sekali. Bukannya saya bermaksud mempromosikan perusahaannya Pak Moeldoko," ujarnya sambil tertawa.