Jakarta, Gatra.com - Pada pembukaan Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019 di Jakarta, Rabu (4/8), Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, pemerintah saat ini sedang menguatkan ekosistem dari Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) di antaranya sinkronasi stakeholder.
Menurutnya, perlu melihat dalam konteks benefit. Kondisinya, impor kebutuhan energi di Indonesia mencapai 500-600 ribu barel per hari. Oleh karena itu, kendaraan listrik harus mampu menekan konsumsi energi nasional.
"Ekosistem yang nanti harus kita bangun. Industri kendaraan listrik tidak bisa berdiri tanpa ekosistem yang baik. Dia perlu ekosistem yang pada akhirnya semua bisa berjalan dan bergerak dengan cepat," ujarnya.
Dalam sektor ini, stakeholder harus bisa membangun kapasitas nasional. "Dalam hitungan rata-rata, orang Indonesia per seribu orang, membeli 87 mobil per tahun. Itu pasar yang luar biasa. Masa impor melulu?," katanya.
Kendaraan listrik, kata Moeldoko, pada dasarnya hanya memiliki lima komponen utama. Seluruhnya bisa dan mampu diproduksi dalam negeri, yakni baterai, motor, motor controller, inventor, dan charging station.
"Masa kita enggak bisa bikin lima komponen ini? Saya yakin kita itu pintar-pintar," ujarnya.
Meski harga mobil listrik masih mahal, tetapi Moeldoko optimis ke depannya akan murah. Hal ini dapat tercapai apabila Indonesia mampu membangun motor dan baterai lokal. Selain itu, PLN juga akan terbantu dengan adanya kendaraan listrik.
"Kita harus menyehatkan PLN kita. Dengan adanya mobil listrik, pada jam-jam malam itulah KBL ini akan di-charge. Maka PLN ini akan mendapat keuntungan lebih. Jadi apa yang saya omongin sekarang ini enggak akan lama akan segera terwujud," ucap Moeldoko.