Mataram, Gatra.com - Rokok elektrik menjadi perbincangan hangat pada sepekan terakhir ini di NTB. Itu disebabkan maraknya penggunaan rokok elektrik atau vape yang justru tidak memiliki dampak langsung bagi perekonomian petani tembakau lokal.
Ketua Ikatan Kamar Dagang dan Industri (IKADIN) Kota Mataram, Irpan Suriadiata angkat bicara soal polemik rokok elektrik. Faktor kesehatan maupun dampak ekonomis bagi masyarakat menurutnya perlu dipertimbangkan. Dia berharap jangan sampai rokok elektrik membawa malapetaka di masyarakat kalangan bawah.
"Pemerintah harus secepatnya melakukan penelitian serius terhadap kandungan yang terdapat dalam rokok elektrik ini. Jika memiliki dampak yang sangat berisiko maka pemerintah harus segera sosialisasikan pada masyarakat. Konsumsi rokok biasa hingga kini tidak ada masalah," kata Irpan kepada Gatra.com di Mataram, Rabu (4/9).
Baca Juga: Alat Ini Bisa Mengunci Perokok di Toilet Kereta Api
Irpan, yang juga Wakil Wakil Rektor III Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB ini, menyayangkan maraknya penggunaan rokok elektrik di kalangan milenial di NTB. Padahal sebagian besar petani di NTB merupakan petani tembakau. Menurutnya, hal ini tentu saja menjadi polemik baru pada petani tembakau. Padahal tahun ini harga tembakau sedang anjlok, yang mengakibatkan petani tembakau merugi.
Wakil Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) NTB, TGH Sohimun Faisol, menambahkan, rokok tembakau hukumnya makruh. Namun jika alternatif mengganti rokok tembakau maka agar tetap hukumnya makruh tentu diganti dengan yang lebih baik dari tembakau. Jika kelal rokok elektrik diketahui justru memiliki risiko penyakit lebih banyak maka seharusnya rokok tembakau tidak perlu diganti.
"Makanya NU itu mengatakan [rokok] tidak haram (makruh). Rakyat yang jual rokok dan petani tembakau juga diuntungkan dari keberadaan rokok tembakau," ungkapnya.
Baca Juga: Penelitian ITS: Puntung Rokok Bisa Hambat Korosi Bangunan
Karena itu dia meminta pemerintah untuk mencari alternatif jalan keluar untuk membantu petani yang tengah merugi akibat hasil panen tembakau anjlok.
"Jangan sampai dengan berkembangnya rokok elektrik, petani tembakau di NTB atau di Indonesia justru ekonominya jatuh. Hal ini malah menambah catatan dampak negatif dari rokok elektrik. Karena selain berimplikasi pada kesehatan, memiliki implikasi juga pada petani tembakau," sebut TGH Sohimun.
Tokoh NU NTB ini juga mengingatkan pemerintah untuk memprioritaskan kemaslahatan masyarakat dengan mencari jalan keluar dari polemik tersebut.