Purwokerto, Gatra.com - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menerima mahasiswa asing dari 11 negara dan 3 kampus di Indonesia. Mereka merupakan peserta program pertukaran mahasiswa beasiswa Darmasiswa, Jenderal Soedirman Scholarship (JSS) serta Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Sistem Alih Kredit (Permata Sakti).
Direktur International Relation Office (IRO) Unsoed, Erwin Rianto mengatakan, peserta program Darmasiswa dan JSS berasal dari Papua Nugini, Jepang, Madagaskar, Kepulauan Solomon, Togo, Malaysia, Australia, Tazikistan, India, Maroko dan Bangladesh. Mereka berjumlah 19 orang.
"Mereka akan kuliah di Unsoed selama 1 sampai 4 semester. Ada yang hanya belajar bahasa Indonesia di IRO selama 1 semester. Tapi ada juga yang mengikuti perkuliahan di jurusan Ilmu Politik, Hukum, Biologi dan Pertanian," ujarnya, di sela acara penerimaan mahasiswa program tersebut di Gedung Rektorat Unsoed, Selasa (3/9).
Program Darmasiswa, kata dia, merupakan beasiswa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mahasiswa asing tersebut bakal mempelajari seni dan budaya serta nilai-nilai kearifan lokal di Banyumas. Selain itu, mereka juga mempelajari bahasa Indonesia.
Menurut Erwin, masih ada 10 mahasiswa program JSS yang menyelesaikan administrasi di Kedutaan Besar masing-masing negara. Artinya, mereka belum dapat bergabung dan mengikuti perkuliahan.
Dia menambahkan, selain program ini, sebanyak 6 mahasiswa dari Universitas Malaya Malaysia juga mengikuti program pertukaran mahasiswa pada Fakultas Ekonomi. Mereka akan belajar selama 1 semester.
"Untuk program Permata Sakti ini baru uji coba pertama kali. Tahap ini diikuti 3 orang mahasiswa dari Universitas Sriwijaya, Udayana dan Universitas Lambung Mangkurat," jelasnya.
Rektor Unsoed, Suwarto mengatakan, kegiatan ini merupakan komitmen Unsoed untuk membuka ruang kerjasama baik di dalam maupun luar negeri. Salah satunya adalah program Permata Sakti yang difasilitasi oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi serta program beasiswa Darmasiswa yang difasilitasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Adanya mahasiswa asing merupakan salah satu tolok ukur sistem ranking untuk perguruan tinggi. Selain mahasiswa juga dosen asing. Ke depannya, rektor se Indonesia akan berangkat ke Jepang untuk menjajaki kerjasama di bidang pendidikan," kata dia.
Salah satu mahasiswa program Darmasiswa, Faratiana Onisoa Anthony mengaku sangat senang bisa kuliah di Indonesia. Saat ini, dia sudah mulai belajar mengucapkan beberapa kata dalam bahasa Indonesia
"Bahasa Indonesia, mirip dengan bahasa asal saya. Seperti contohnya pisang," ujar mahasiswa asal Madagaskar ini. (Nugroho Sukmono)