Purwokerto, Gatra.com - Mahasiswa Institut Teknologi (IT) Telkom Purwokerto, Jawa Tengah, menciptakan purwarupa alat pendeteksi asap rokok di dalam toilet rangkaian gerbong kereta api (KA). Alat ini bisa menangkap penumpang membandel yang ketahuan merokok saat KA berjalan.
Mahasiswa Program Studi Teknik Telekomunikasi IT Telkom Purwokerto, Muhammad Fa'iq mengatakan, alat ini diciptakan untuk mengurangi potensi pelanggaran penumpang. Pasalnya, masih ditemui penumpang nakal yang sembunyi-sembunyi merokok di dalam toilet KA.
"Saya buat alat ini karena saya pernah menjumpai orang merokok di dalam toilet. Setelah ketahuan, dia ditegur dan diturunkan. Walaupun sudah ada larangan merokok, tapi masih ada juga yang melanggar," ujar Fa'iq di Kampus IT Telkom, Selasa (3/9).
Menurut dia, alat yang diciptakan ini memanfaatkan kecanggihan teknologi telepon pintar. Apabila ada yang merokok di toilet KA, maka akan ada notifikasi melalui HP.
Selain itu, alat ini mampu membuat pintu toilet secara otomatis akan terkunci apabila ada yang sedang merokok di dalam toilet. Otomatis, pelaku akan terperangkap di ruangan itu.
"Sensor yang ada pada alat tersebut akan langsung mendeteksi asap. Selanjutnya sensor mengirim pesan teks melalui aplikasi telegram dan pintu toilet akan otomatis terkunci. Saya pakai sensor MQ2 untuk mendeteksi kadar gas yang terbakar di udara," kata dia.
Fa'iq mengaku membutuhkan waktu enam bulan untuk merakit purwarupa alat ini. Meski demikian, aplikasi tersebut belum sempurna. "Masih ada beberapa penyempurnaan jika diproduksi secara massal," katanya.
Sementara itu, Dosen Prodi Teknik Telekomunikasi IT Telkom Purwokerto, Fikra Titan Syifa mengatakan, temuan mahasiswa ini masih membutuhkan serangkaian proses, baik di internal kampus maupun untuk legalitasnya sebelum diproduksi secara massal. Alat ini memang sangat diperlukan untuk memastikan keselamatan selama perjalanan KA.
"Selain membawa bahan bakar dalam jumlah banyak untuk menggerakkan mesin, pada kereta pembangkit juga terdapat solar. Kita tahu di kereta pembangkit membawa solar, belum lagi bahan bakar KA. Untuk menghindari risiko kebakaran dalam perjalanan dibuat alat ini," jelasnya.