Sarolangun, Gatra.com - Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sarolangun, Jambi mencatat bahwa kejadian Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) akibat musim kemarau di daerah itu terhitung sejak Bulan Juli hingga Agustus lalu mencapai 230.09 hektar.
"Jumlah total kejadian Karhutla terhitung per bulan juli hingga agustus mencapai 230 hektar lebih," kata Kepala BPBD Sarolangun, Trianto, Selasa (3/9).
Ia mengatakan, secara rinci dari 10 kecamatan yang ada didaerah itu masing-masing kecamatan yang terdampak karhutla yakni Kecamatan Sarolangun pada bulan Juli tidak ada kejadian, sedangkan Agustus 27 kali kejadian dengan total yang terbakar 45.57 Hektar, Bathin VIII Juli dua kali yakni 3 hektar lahan dan menurun pada Agustus satu kali dengan luas lahan yang terbakar 1,3 hektar.
"Kemudian Kecamatan Pelawan Juli tidak ada, Agustus 4 Kali kejadian karhutla dengan total 5.2 Hektar, Singkut Juli tidak ada Agustus 3 kali total yang terbakar 4 Hektar, Limun pada bulan Juli 23 kali dengan total kebakaran 80 hektar yakni hutan lindung sementara pada Agustus 2 kejadian tapi luasannya kecil alias tidak dihitung hanya titik api," katanya.
Selanjutnya. Kecamatan Cermin Nan Gedang (CNG), kejadian Juli satu kali tapi luasan sangat sedikit dan meningkat pada Agustus ada tiga kali dengan luasan 3.16 Hektar, Batang Asai Juli 13 kali tapi hanya titik api kecil alias tidak ada, Agustus tidak ada, Pauh Juli dua kali kejadian hanya titik api kecil tidak berdampak dan pada Agustus meningkat enam kali cukup luas, yaitu 39.46 hektar.
"Sedangkan Kecamatan Mandiangin pada bulan Juli terjadi lima kali kebakaran yang cukup besar dengan dampak luasan 23 hektar, sedangkan pada bulan Agustus dua kali dengan luasan 10 hektar, terakhir Kecamatan Air Hitam Juli tidak ada dan pada bulan Agustus dua kali cukup luas yakni 15.4 hektar lahan yang terbakar," kata Trianto.
"Dari sekian banyak kejadian, yang paling luas karhutlanya Kecamatan Limun, Kecamatan Sarolangun, Pauh, Mandiangin dan Air Hitam, yang terbakar ini bermacam-macam, ada lahan gambut sedikit, perkebunan perusahaan, hutan lindung dan lahan perkebunan milik warga," katanya lagi.