Jakarta, Gatra.com - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir tengah mencanangkan pengembangan kendaraan listrik, khususnya di kendaraan mobil dan motor. Diharapkan segera mempersiapkan keberadaan mobil dan motor listrik agar bisa merayap di Indonesia.
"Kita harapkan nanti tahun 2022 sudah ada mobil listrik yang di produksi Indonesia, dan hasil karya anak Indonesia. Mudah-mudahan desainnya nanti bisa disesuaikan dengan kebutuhan di Indonesia, disesuaikan juga dengan pasar mana yang harus kita bidik," kata Nasir dalam penyambutan Jambore Mobil Listrik di Gedung BPPT, Jakarta, Selasa (3/9).
Nasir mengakui pihak kementerian saat ini tengah berdiskusi dengan para calon investor terkait produksi dari mobil listrik, ini yang dicanangkan dan akan mulai produksi pada tahun 2022.
Menurutnya, Indonesia punya potensi besar dalam mengembangkan mobil listrik ini mengingat bahan baku yang ada, umumnya sudah tersedia di Indonesia.
"Kemarin sudah diskusi terkait produksi mobil listrik dengan calon investor,” katanya.
Nasir menjelaskan, ada dua yang dibicarakan, pertama bus listrik dan kedua mobil listrik biasa. Ini jadi hal penting, dan produksinya di tahun 2022 bisa dilakukan di Indonesia.
“Kita punya material seperti alumunium. Kita punya persediaan melalui perusahaan Inalum. Baterai pada tahun 2022 mudah-mudahan juga kita bisa diproduksi," kata Nasir
Sebelumnya, ada 10 mobil listrik karya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengakhiri Jambore yang dilakukan dari NTT ke Jakarta sejak 28 Agustus Lalu.
Menristekdikti menyambut kedatangan para mahasiswa ITS beserta mobil listriknya yang berhasil melintasi rute dari Indonesia Timur ke Barat tersebut.
Nah, dengan kehadiran kendaraan listrik tersebut, Nasir berharap inovasi anak bangsa dapat masuk industri dan digunakan oleh masyarakat ke depan.
"Ini pertanggung jawab dari kami atas inovasi yang menghasilkan suatu produk untuk terus dikembangkan dan bisa digunakan dan dipasarkan. Kita telah menyaksikan kendaraan listrik ini, hal ini penting untuk ke depan. Kalau bisa ini menjadi prinsipal pertama kali dari Indonesia," kata Mantan Rektor Universitas Diponegoro tersebut.