Jakarta, Gatra.com- Dirjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih menuturkan, industri kreatif kontribusinya terus meningkat terhadap PDB. Meski berdasarkan data terakhir, baru sebesar 1,7% dari total PDB yang didominasi industri makanan dan fesyen.
“Industri kreatif trennya terus meningkat. Makanan, minuman, dan fashion peyumbang terbesar. Karena fesyen ada baju muslim dan batik,” kata Gati kepada wartawan, di Kantornya, Selasa (3/9).
Maka dari itu, Gati meminta pemerintah terus mendorong riset dan pengembangan produk unggulan di setiap daerah. Contohnya, saat ini Kemenperin memfasilitasi Pemerintah Daerah (Pemda) Bantul untuk memamerkan produknya di ajang Pameran Produk Industri Kreatif di Kantor Kemenperin dari tanggal 3-7 September pekan ini. Menurutnya, tujuannya untuk menjembatani antara produsen dengan konsumen.
“Pameran penting untuk memberi tahu masyarakat, apa yang diproduksi dalam negeri. Selain itu, industri juga tau apa kebutuhan yang dibutuhi oleh masyarakat. Sebenernya, pameran itu mempertemukan antara produsen dan konsumen,” ujar dia.
Menurut Gati, terdapat beberapa produk unggulan yang dihasilkan dari Kabupaten Bantul, di antaranya seperti kerajinan bambu, kerajinan kaca, kemudian kerajinan perak hingga batik. Malahan, kerajinan bambunya sudah tembus ke pasar Malaysia, Singapura, hingga Hongkong. Maka dari itu, dari total ekspor produk industri kreatif di Yogjakarta, 70% berasal dari Kabupaten Bantul.
Di sisi lain, Gati juga mengapresiasi Kabupaten Banteng dalam mengembangkan produk unggulan IKM. Pasalnya, di sana dibentuk kordinator wilayah (korwil) di setiap kecamatan. Jumlahnya 17 Kecamatan yang menaungi 75 Desa. Tentunya, adanya Korwil ini memudahkan pengambil kebijakan untuk memperoleh data, sehingga mengetahui potensi dan kekurangan setiap IKM.
“Sehingga tau, apa saja dan industri yang mana saja. Khususnya yang menengah, saya mau tarik datanya. Jadi kita tau by name by address,”katanya.