Kupang, Gatra.com - Sebanyak 65 anggota DPRD Nusa Tenggara Timur (NTT) terpilih hasil pemilu serentak 2019 yang akan dilantik 3 September 2019 melakukan gladi bersih diruang sidang paripurna Gedung DPRD NTT.
“Hari ini kami melakukan Gladi Bersih dengan melibatkan semua komponen yang terlibat seperti anggota DPRD NTT terpilih dan panitia. Gladinya berjalan lancar tidak ada hambatan. Semua 65 anggota terpilih hadir,” kata Sekretaris DPRD NTT Thobias Ngongo Bulu kepada wartawan di sela–sela gladi (2/9).
Dalam gladi tersebut semua rangkaian tahapan diperagakan secara baik di dalam ruang sidang utama lantai II Kantor DPRD NTT. Mulai dari pembacaan SK, pengambilan sumpah sampai dengan acara salaman.
Thobias menyebutkan dari 65 anggota DPRD Provinsi NTT yang akan dilantik itu 40 orang diantaranya muka baru. Sementara 25 lainnya adalah incumbent.
Pendatang baru ada yang mantan Kepala Daerah, pejabat Kabupaten dan ada juga yang mantang angota DPRD NTT 5 tahun lalu yang kembali terpilih,” jelas Thobias.
Soal persiapan pelantikan kata Thobias, semuanya sudah mantap 100 %. Sebanyak 1000 undangan sudah diistribusikan untuk menghadiri acara pelantikan tersebut.
“Karena terbatasnya kapasitas ruangan, maka 400 tamu undangan berada di dalam ruangan acara pelantikan, sementara 600 lainnya berada di luar. Mereka bisa menyaksikan melalui layar TV monitor,” katanya.
Lanjut Thobias, para anggota Dewan terpilih akan diambil sumpah dan dilantik oleh Ketua Pengadilan Tinggi NTT.
“Dalam acara tersebut secara simbolis akan disematkan PIN Emas DPRD NTT kepada tiga anggota Dewan, yakni Ketua dan dua Wakil Ketua sementara,” ujar Thobias.
Dia menyebutkan, PIN emas seberat 10 gram itu bernilai lebih dari Rp8 juta, sehingga total anggaran untuk pengadaan bagi 65 anggota Dewan terpilih mencapai berkisar Rp520 juta.
Selain itu, lima pasang pakaian seragam seharga Rp2 juta/pasang dengan nilai pengadaan sekitar Rp650 juta sehingga ditotal mencapai Rp1,170 miliar.
“Ada informasi seorang anggota Dewan terpilih yang akan dilantik menolak mengenakan PIN Emas. Itu adalah haknya. Tetapi kami tetap siapkan dan berikan kepada yanag bersangkutan. Kalau dia tetap menolak menerima, tentunya kami akan kembali koordinasi dengan pimpinan Dewan,” kata Thobias.