Siantar, Gatra.com - Sebanyak enam mahasiswa diamankan Polres Simalungun terkait aksi unjuk rasa disela – sela pelantikan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Siantar periode 2019-2024 akan mengikuti test urine.
Kapolres Siantar, Ajum Komisaris Besar Polisi Heribertus Ompusunggu mengatakan, mahasiswa yang diamankan dilakukan tes urine. "Yang diamankan ada sebanyak lima orang tadi. Nanti kita tes urine dulu, biar kita tau masih sadar enggak, masih normal enggak," katanya, Senin (2/9/).
Baca Juga: Sebanyak 6 Mahasiswa di Siantar Diamankan Saat Unjuk Rasa
Ia menambahkan, aksi yang dilakukan pengunjukrasa kurang etis karena bersamaan dengan pelantikan. "Ini kan ada demo-demo yang gak jelas saat pelantikan. Ada kok SOP yang rapi yang bagus, bisa unjuk rasa menyampaikan aspirasi yang bagus supaya bisa didengarkan," terang Hibertus.
Aksi Aliansi Mahasiswa Siantar, aku Hibertus, memang sudah memiliki surat pemberitahuan kepada pihak kepolisian. Tetapi massa dan polisi saling dorong berusaha masuk ke acara pelantikan. "Kan itu gak boleh, kita kan amankan tempat ini," bebernya.
Rapat paripurna pelantikan anggota DPRD Siantar itu merupakan objek pengamanan pihak kepolisian. "Kalau ada nanti yang positif kita serahkan ke BNN. Jika tidak, nanti kita panggil orang tuanya, kasih pembinaan saja,” katanya.
Baca Juga: Presidennya Diamankan, Mahasiswa UR Demo Polda
Sementara itu, Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Siantar-Simalungun May Luther Dewanto Sinaga menyesalkan tindakan polisi. Padahal menurutnya, aksi ini hanyalah menyampaikan aspirasi kepada DPRD.
"Kami melakukan aksi ini dengan tujuan agar DPRD Kota siantar 2019-2024 yang akan dilantik dapat lebih mengoptimalkan kinerja. Serta menjalankan tugas dan fungsi nya dengan baik," terangnya.
May Luther juga sangat menyayangkan tindakan represif dari pihak kepolisian yang arogan dan tidak wajar. "Awalnya kami sudah katakan bahwa kami akan melakukan aksi damai. Hanya ingin menyampaikan apa yang menjadi aspirasi kami," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan rasa kecewa dengan metode pengamanan yang dilakukan oleh pihak kepolisian kota Siantar.
Reporter: Jon RT Purba