Sanaa, Gatra - Lebih dari 100 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan udara Arab Saudi menghantam pusat penahanan yang dikuasai kelompok pemberontak Houthis.
Tim penyelamat dan relawan mengevakuasi 86 mayat di antara reruntuhan puing-puing bangunan penjara yang berada di Provinsi Dhamar. Bangunan penjara itu digunakan oleh kombatan pemberontak Houthis sebagai pusat penahanan.
Baca juga: Koalisi Militer Pimpinan Saudi Klaim Lakukan Serangan Udara
Kelompok pemberontak yang didukung oleh Iran itu menahan sekitar 170 orang. Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengatakan bahwa 40 orang terluka sedang menjalani perawatan, dan untuk sementara, sisanya dianggap tewas.
Kepala Delegasi ICRC Yaman, Franz Rauchenstein, mengunjungi lokasi serangan pada hari Minggu dan mengatakan bahwa jumlah kematian akan terus bertambah serta meyakinkan bahwa tahanan yang selamat relatif sedikit.
Ia juga mengatakan, memerlukan beberapa hari untuk menemukan semua mayat dan menariknya keluar dari reruntuhan, seperti dilansir AP News, Senin (2/8).
Penduduk setempat mengatakan bahwa penjara itu juga menahan anggota keluarga mereka yang ditangkap karena mengkritik Houthis. Mereka juga menyerukan penyelidikan internasional terhadap serangan udara hari Minggu dan pelanggaran terhadap para tahanan.
Perang saudara Yaman terjadi antarkubu pemerintah dengan kubu pemberontak Houthis yang didukung penuh oleh Iran. Perang ini telah merenggut puluhan ribu nyawa, mendorong jutaan orang ke ambang kelaparan dan mengakibatkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Baca juga: Bom Bunuh Diri Kembali Menyerang Pejuang Separatis di Yaman
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi membantah telah menyerang pusat penahanan yang dijalankan pemberontak. Sebaliknya, Saudi mengatakan bahwa serangan itu menghancurkan fasilitas Houthis yang digunakan sebagai tempat penyimpanan pesawat tak berawak dan rudal di Dhamar.
Koalisi Saudi telah melancarkan perang terhadap Houthis yang didukung Iran sejak 2015 silam. Sebelumnya, koalisi ini juga menuai banyak kritik internasional akibat serangan udara yang menerjang fasilitas sipil seperti sekolah, rumah sakit, dan pesta pernikahan, yang menewaskan ribuan warga sipil di Yaman.