Jakarta, Gatra.com - Sejak berdiri tahun 1950, Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) terus berupaya membantu para penerbit lokal di sektor industri penerbitan buku.
Ketua Umum Ikapi, Rosidayati Rozalina, mengatakan, saat ini Ikapi sudah memiliki cabang di 15 provinsi di Indonesia. Ikapi selalu berupaya menjadi pusat informasi, komunikasi, memberi advokasi, hingga memberi pembinaan bagi para penerbit.
Baca juga: Ikapi Kembali Gelar Indonesia International Book Fair 2019
"Usaha-usaha Ikapi di pusat maupun daerah punya tujuan yang sama, yakni untuk meningkatkan peran buku dalam masyarakat, sekaligus memajukan industri penerbitan buku," ungkapnya dalam acara konferensi pers IIBF 2019 di kawasan Jakarta Pusat, Senin (2/9).
Untuk meningkatkan peran buku dan minat baca masyarakat, tahun ini Ikapi kembali menggelar pameran Indonesia International Book Fair (IIBF).
"Tidak hanya IIBF 2019 yang diselenggarakan Ikapi pusat, Ikapi daerah juga rutin menggelar pameran buku seperti di DKI Jakarta ada Islamic Book Fair, Jawa Barat (Jabar) punya Jabar Book Fair, dan sebagainya, jadi ini salah satu kegiatan utama dan rutin kami," ujarnya.
Selain itu juga, Ikapi juga menjadi jembatan komunikasi dari para anggota penerbit kepada pemerintah, "Kami menjalin kerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI, tujuannya untuk bisa meningkatkan pasar industri penerbit yang menjadi anggota Ikapi," ujar Rosidayati.
Dia menambahkan, Ikapi tidak fokus pada penerbitan saja, tapi juga peningkatan kualitas SDM di industri penerbitan. "Jadi cita-cita Ikapi berikutnya, bagaimana bisa membuat lembaga sertifikasi profesi untuk ahli penerbitan buku. Karena faktanya masih ditemukan buku anak atau buku pelajaran yang mengandung muatan negatif, sertifikasi sangat penting untuk memajukan kualitas buku-buku lokal," ujarnya.
Baca juga: Buku Arsitektur dan Desain Banyak Diminati di BBW Bandung
Bagi Rosidayati, saat ini kualitas penulis Indonesia tak kalah dengan penulis di level global. "Soal konten sebetulnya Indonesia ini kaya sekali, tapi dalam penyajiannya masih perlu peningkatan. Misalnya pada buku anak, perlu ada peningkatan teknis penulisan, dan ilustrasi misalnya" kata dia.
Meski minat baca di Indonesia masih rendah, tapi ketua Ikapi ini masih optimistis dengan pasar buku cetak ke depannya. "Saya yakin prospeknya masih bagus. Dulu soal buku digital, katanya akan mematikan tapi nyatanya tidak. Festival literasi, festival buku makin banyak di daerah-daerah. Jadi saya pikir industri buku cetak akan terus tumbuh," kata Rosidayati.