Jakarta, Gatra.com - Menyongsong revolusi industri 4.0, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) harus menyelesaikan targetnya. Pengamat Pendidikan, Ubaid Matraji menuturkan, seharusnya pemerintah mengalihkan fokusnya. Bukan hanya persoalan kurikulum, tetapi juga menyoroti persoalan kualitas guru dan tenaga kependidikan.
“Yang pertama harus diperbaiki selain kurikulum, paling krusial adalah guru. Pemerintah harus mengevaluasi dan memetakan kualitas guru secara baik. Karena sebagus apapun kurikulumnya, jika SDM gurunya rendah maka tidak akan berkerja dengan baik,” ucap Ubaid saat dihubungi Gatra.com, Senin (2/9).
Menurut Ubaid, perlu adanya pemetaan dan penggalian potensi guru yang dilihat dari peningkatan kualitas. Hal ini berkaitan dengan revolusi industri 4.0. Sarana dan prasarana sekolah harus mendukung dan dimanfaatkan oleh tenaga kependidikan.
“Sekarang ini saja, banyak sekolah yang gurunya masih gaptek [gagap teknologi] serta sekolahnya belum didukung dengan perangkat teknologi. Jadi masih banyak PR yang harus dibenahi dalam menyongsong revolusi industri 4.0,” ujarnya.
Ubaid berharap, ada program atau metode pengembangan kualitas guru yang sinkron dengan era 4.0. Menurutnya, guru memiliki peran penting dalam menjembatani materi dari tujan 4.0 kepada anak didiknya.
“Ke depannya harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas guru dan pemerataannya. Mungkin bisa dilakukan pelatihan atau saat penyaringan harus memunculkan kemampuan yang sesuai dengan era Industri 4.0 ini. Tapi ke depan, ini yang harus dilakukan,” katanya.