Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Lucky Alfirman mengatakan sudah lebih dari satu dasawarsa Sukuk hadir sebagai alternatif pembiayaan APBN. Sejak ditetapkannya Undang-Undang Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Pemerintah berkomitmen untuk mendorong perkembangan keuangan Syariah melalui penerbitan Sukuk.
“Ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya partisipasi masyarakat dalam berinvestasi serta terbangunnya berbagai jejak infrastruktur di tanah air,” katanya di Jakarta, Senin (2/9).
Lucky menyebut hingga Juli 2019, Pemerintah telah menerbitkan 11 seri sukuk ritel dan 4 seri sukuk tabungan dengan total akumulasi penerbitan masing-masing mencapai Rp165,8 triliun dan Rp13,3 triliun, serta mencakup total investor masing-masing sebanyak 278.390 dan 54.275 orang.
“Angka tersebut diperkirakan akan terus bertambah, terutama sejak 2018 penerbitan SBN Ritel telah dilaksanakan secara online, yang semakin mempermudah masyarakat untuk berinvestasi,” kata Lucky.
Menurut Lucky, meningkatnya nasabah Sukuk dikarenakan adanya kemudahan pembelian secara Online, dan berhasil menjadikan penerbitan ST002, ST003, SR011, ST004 berulang kali mencatatkan kelebihan permintaan dari target awal Pemerintah.
Ia menambahkan, penjualan SBN ritel secara online juga meningkatkan persentase investor dari kalangan generasi milenial pada penerbitan ST002, ST003 dan ST004 yang masing-masing mencapai 44,61 persen; 51,74 persen; dan 51,80 persen.
“Peningkatan jumlah milenial sebagai investor SBN ritel merupakan sesuatu yang menggembirakan karena generasi millennial merupakan generasi yang “melek” informasi,” ujarnya.
Dalam perjalanannya, selain untuk program pembangunan infrastruktur, program menjaga kelestarian lingkungan hidup menjadi salah satu fokus Pemerintah dalam pembangunan dan Sukuk menjadi sarana Pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Untuk pertama kalinya pada tahun 2018, Pemerintah Indonesia menerbitkan Green Global Sukuk sebagai bentuk komitmen dan kepedulian Pemerintah atas perubahan iklim dan kelestarian lingkungan.
Penerbitan sebanyak USD3 miliar tersebut dilakukan pada Maret 2018, dan menjadi penerbitan green sukuk pertama kalinya di dunia yang dilakukan oleh negara (the world’s first sovereign green sukuk). Pada Februari 2019, Pemerintah kembali menerbitkan Green Sukuk Global senilai total USD2 miliar.