Yerusalem, Gatra.com - Konflik antara Israel dan Hizbullah kembali memanas setelah kedua negara saling menembakan roket di perbatasan Libanon. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan, pemerintah Israel siap dalam skenario apapun.
"Saya telah memberikan instruksi yang harus disiapkan untuk skenario apa pun dan kami akan memutuskan apa yang akan terjadi selanjutnya," kata Netanyahu, seperti dikutip Reuters, Minggu (1/9) malam.
Pemimpin Israel itu mengungkapkan, wilayahnya diserang oleh kelompok dari Hizbullah dengan beberapa rudal anti-tank. Namun, Israel juga berhasil membalasnya melalui tembakan dengan 100 peluru.
"Kami tidak memiliki korban, tidak ada yang terluka, bahkan tidak ada goresan," ujarnya.
Sementara itu, militer Israel mengatakan rudal anti-tank dari Libanon menargetkan pangkalan dan kendaraan militer. Selama seminggu terakhir, pemerintah bersiaga untuk konfrontasi dengan Hizbullah setelah dua drone jatuh di pinggiran selatan Beirut dan salah satunya meledak.
Konflik kedua negara yang kembali menegang mengingatkan peristiwa di tahun 2006. Waktu itu, Israel dan Hizbullah pernah bertempur dalam perang selama sebulan.
Setiap perang baru antara Israel dan Hizbullah akan meningkatkan risiko konflik yang lebih luas di Timur Tengah. Terlebih Iran telah menentang upaya AS untuk memaksanya menegosiasikan kembali perjanjian nuklir 2015 yang dicapai dengan kekuatan dunia.