Jakarta, Gatra.com - Aksi damai berlangsung di kawasan Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (1/9). Aksi itu diinisiasi oleh Dewan Pimpinan Daerah Barisan Muda Indonesia Raya DKI Jakarta (DPD BMIR DKI) dan Presidium Relawan Indonesia Maju (PRIM).
Dalam acara bertajuk 'Aksi Damai Kebangsaan' tersebut, BMIR dan PRIM membagikan bendera merah putih sebagai simbol persatuan. Massa juga menyerukan antirasisme dan kedamaian di tanah Papua.
Selain membagikan bendera merah putih, massa juga membentangkan kain sepanjang 50 meter. Kain itu ditandatangani oleh masyarakat yang hadir dalam car free day (CFD) sebagai simbol dukungan terhadap perdamaian Papua. Tercatat, sebanyak 2.000-an tanda tangan memenuhi kain tersebut.
Kordinator Nasional PRIM, Raja S Ginting, mengatakan, konflik di Papua beberapa waktu lalu dapat menimbulkan perpecahan. Karena itu, ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjaga persatuan dan kedamaian di Papua.
"Kehadiran kami dalam Aksi Damai Kebangsaan kali ini untuk mengajak para tokoh bangsa, agama dan budaya bersatu padu menjaga persatuan bangsa sekaligus turut serta menjaga kedamaian di tanah Papua," katanya.
Serupa dengan Raja, Ketua DPD BMIR DKI Jakarta, Endriansah, menuturkan, Papua merupakan bagian dari Indonesia yang tak terpisahkan. Dengan tegas ia menyatakan, tindakan rasisme terhadap masyarakat Papua tak boleh terulang.
"Tidak ada yang dapat memisahkan Papua dari Indonesia. Kesatuan bangsa yang telah terjalin puluhan tahun sejak Kemerdekaan harus kita jaga sampai titik darah penghabisan," ujarnya.
Menurut Endriansah, konflik yang terjadi di Papua adalah ulah provokator yang ingin memecah belah persatuan. "Kami berharap Kepolisian menindak tegas dan menangkap dalang dan provokatornya," katanya.