Jakarta, Gatra.com - Koordinator Kampanye Yayasan AIDS Indonesia, Andrian Yuliyanto berharap agar pemerintah kembali mendirikan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN). Kehadiran lembaga ini penting sebagai fokus pemerintah pada permasalahan HIV/AIDS di tanah air.
"BNN ada sebagai lembaga nasional penanggulangan narkoba, sementara untuk case ini kan tidak ada karena hari ini sudah dilebur kedalam Kementerian Kesehatan. Jadi secara nasional kita tidak punya induk," ujar Andrian kepada Gatra.com di lokasi CFD, Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (1/9).
Dia menyayangkan dihapusnya lembaga tersebut yang dilakukan pemerintah pada tahun lalu. Padahal, lanjutnya, lembaga itu sudah ada di Indonesia selama kurang lebih 24 tahun yang fokus terhadap isu HIV/AIDS.
"Harapannya sebenarnya hadir kembali. Karena sudah hadirnya sebenernya dari tahun 1994, Komisi Penanggulangan AIDS Nasional sampai tahun 2018, setelah itu mungkin karena ada kebijakan dari pemerintah, akhirnya di lebur ke Kemenkes," tuturnya.
Sebagai koordinator, Andrian mengaku kesulitan dalam menanggulangi permasalahan HIV/AIDS di tanah air. Dia berharap agar masyarakat untuk sama-sama terlibat dalam kampanye pencegahan serta isu-su yang berhubungan dengan penyakit ini.
Yayasan AIDS Indonesia menggelar soft campaign bertajuk #KamuTahuKamuBerbagi yang berkolaborasi dengan beberapa komunitas. Kedepannya dia memiliki harapan kegiatan serupa dapat dilakukan secara massive agar kesadaran dan stigma negatif masyarakat kepada HIV AIDS dapat menurun.
"Selain itu harapannya juga project sosialisasi tentang AIDS ini massive seperti diluar sana. Makanya kami juga butuh dukungan semua pihak. Kalau sudah bisa mencapai hal itu, yakin bahwa stigma negatif masyarakat terhadap individu pengidap AIDS ini akan berubah," pungkasnya.