Bandung, Gatra.com - Sejumlah emak-emak pecinta budaya di Kota Bandung, Jawa Barat, terlibat dalam kegiatan seni budaya menolak referendum Papua di Car Free Day (CFD), Jalan Ir H Djuanda (Dago), Kota Bandung, Minggu (1/9). Aksi ini dilakukan bersama 200 orang lainnya yang bergabung dengan komunitas seni Ruang Kalamenta.
Berdasarkan pantauan, aksi solidaritas ini banyak menarik perhatian pengunjung CFD Dago. Bahkan, beberapa di antaranya mengabadikan momen tersebut menggunakan gawai. Bagaimana tidak, para emak-emak yang menggunakan pakaian tradisional kebaya ini tampak memeragakan tari jaipongan sekaligus diiringi musik khas Sunda.
Baca juga: Masyarakat Papua Jakarta Lakukan Yospan di CFD Bundaran HI
Koordinator kegiatan, Anjar Tatang Januar, mengatakan, pihaknya mengajak seluruh pihak, termasuk seniman untuk bersinergi dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selain itu, juga mengajak pemuda dan para tokoh untuk bersama-sama menunjukkan kepeduliannya terhadap Papua.
"Kepada seluruh seniman dan pecinta seni, mari kita bersinergi menjaga Papua, jangan mudah terpancing berita bohong [hoaks]. Papua adalah NKRI," ujar Anjar.
Menurutnya, seni merupakan bahasa universal yang dapat mudah dimengerti dan menyentuh semua orang. Atas dasar itu, pihaknya melakukan aksi soladiritas melalui pendekatan seni.
Anjar mengatakan, para seniman yang terlibat pada aksi solidaritas ini menolak aksi kekerasan di Papua. Mereka berharap Papua tetap berada dalam bagian dari negara Indonesia. Karena itu, dengan tegas menolak referendum yang dinilai dapat memecah belah kesatuan.
Baca juga: Mahasiswa Gelar Doa Bersama untuk Perdamaian Papua
"Kami dan teman-teman secara tegas kami menolak tegas referendum Papua yang dapat memecah belah persatuan Indonesia," ujarnya.
Tidak sekadar pertujukan seni, pada aksi ini para seniman turut membentangkan sejumlah poster yang bertuliskan dukungan agar Papua tetap menjadi bagian NKRI. Di antaranya bertuliskan 'Solidaritas Masyarakat Jabar Untuk Papua Damai', "Peace Papua", "Papua Bagian dari NKRI", dan "Say No To Papua Save Papua".