Washington, Gatra.com - Amerika Serikat (AS) dan Cina akan melakukan perundingan dagang pada September 2019. Meski demikian, menurut Presiden AS Donald Trump, kenaikan tarif impor barang-barang Cina di AS akan tetap diberlakukan 1 September besok.
Trump kerap labil dengan menyatakan sikap optimis tentang kesepakatan perdagangan dengan Cina, namun mengritik kebijakan perdagangan Cina. Ia berujar pembicaraan perdagangan ini membuat Beijing lebih terkendali dalam menanggapi demonstrasi di Hong Kong.
Perang tarif antara dua negara dengan ekonomi terbesar dunia ini sekarang memengaruhi produk-produk senilai ratusan miliar dolar dan mengancam pertumbuhan ekonomi global. Ketidakpastian tentang kapan, atau bagaimana perselisihan itu bisa berakhir telah mengguncang pasar dunia dan rencana investasi jangka panjang perusahaan yang rumit.
"Kami akan memenangkan pertarungan," kata Trump kepada wartawan, dilansir Reuters, Sabtu (31/8).
“Kami akan membuka percakapan dengan Cina, pertemuan sudah dijadwalkan, panggilan sedang dilakukan. Saya kira pertemuan pada September akan berlangsung, belum dibatalkan, ” sambung Trump.
Tapi Gedung Putih belum mengumumkan tanggal pertemuan itu.
AS akan mengenakan tarif impor sebesar 15% pada sekitar US$125 miliar barang-barang dari Cina pada Ahad, 1 September mulai pukul 12:01 siang, waktu AS. Tarif itu diberlakukan pada sejumlah barang impor Cina, termasuk jam tangan pintar, televisi panel datar, hingga kaos kaki.
Trump mengatakan, rencana itu tidak akan berubah meski bahasa yang mendamaikan antara kedua pemimpin AS-Cina telah dilontarkan dalam beberapa hari terakhir.
Perundingan perdagangan ini bisa menjadi rumit dengan tanggapan Beijing terhadap protes yang meluas di Hong Kong. Situasi di Hong Kong ini menjadi bahan bagi Trump untuk berdiplomasi dengan Cina.
Trump mengatakan, dia percaya Presiden Cina Xi Jinping menginginkan kesepakatan perdagangan, tetapi Xi harus dengan cepat dan manusiawi menyelesaikan masalah Hong Kong.
Sementara Trump juga yakin, pemberlakukan tarif baru impor tidak akan mempengaruhi ekonomi AS. Ia malah menyalahkan bank sentral AS, The Federal Reserve yang membuat ekonomi AS lesu.
“Kami tidak memiliki masalah tarif. Kami memiliki masalah dengan The Fed. Mereka tidak punya petunjuk!" tulis Trump lewat twitter-nya.
Trump terus mengritik The Federal Reserve dan juga kepemimpinan Ketua The Fed Jerome Powell, karena tidak menurunkan suku bunga untuk merangsang ekonomi AS.