Jakarta, Gatra.com - Lamanya antrean masih menjadi kendala di beberapa posko kesehatan di Indonesia. Hal ini menghambat penanganan pasien yang seharusnya mendapat tindakan medis lebih cepat.
Manager Marketing Omron Healthcare Indonesia, sebuah perusahaan teknologi kesehatan, Hendriko Norman memiliki solusi untuk mengatasi persoalan tersebut.
"Kita memiliki alat yang bisa memudahkan proses diagnosa kesehatan jantung, seperti HEM-7600T yang bisa dihubungkan langsung dengan smartphone misalnya. Dengan alat ini dokter tidak perlu lagi mencatat poin-poin kesehatan pasien secara satu persatu,"katanya ketika diwawancara Gatra.com di CoHive D.Lab, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (31/8).
Ia menuturkan, dengan alat yang bisa langsung mengetahui keadaan kesehatan pasien ini, dokter hanya perlu menginput data saja. Untuk koneksinya, alat ini menggunakan koneksi bluetooth.
Meski BPJS Kesehatan belum menggunakan layanan ini, Hendriko berujar, alatnya memiliki target konsumen tersendiri. Contohnya, pada pengguna rumahan. Ia menyebutkan, masalah aplikasi teknologi masih menjadi kendala utama di beberapa rumah sakit.
"Di rumah sakit di Indonesia rata-rata masih menggunakan alat analog manual. Kita sedang meramu pendekatan ke fasilitas kesehatan pemerintahan, tetapi saat ini kendalanya adalah di teknologi. Kami belum menemukan pengembang aplikasi data besar untuk skala seperti rumah sakit," katanya ketika ditanya lebih lanjut.
Presiden Direktur Omron, Yoshiaki Nishiyabu menambahkan, ada organisasi atau profesional yang menggunakan teknologi Omron. Sebagian besar pembelinya adalah pengguna lepas dari rumahan.
"Tingkat penjualan kami 50% berasal dari pengguna rumahan ini. Rata-rata berasal dari kalangan yang tentunya sangat peduli dengan kesehatan jantung dan pembuluh darah,"tuturnya.