Canberra, Gatra.com - Pemerintah Australia menyatakan keadaan terumbu karang Great Barrier Reef rusak akibat pemanasan global. Selain itu, sebagian kecil adalah akibat aktivitas manusia dan menjadi pemicu rusaknya Great Barrier Reef padahal pemerintah telah menjanjikan 500 juta dollar untuk melindungi terumbu karang pada tahun lalu.
Melihat hal tersebut, UNESCO akan mempertimbangkan untuk tambahkan terumbu karang sebagai situs dilindungi. UNESCO telah melihat laporan yang mendokumentasikan kondisi terumbu karang, khususnya Great Barrier Reef dan prospek masa mendatang.
Dalam hasil penelitian, para ilmuwan mengatakan, jumlah karang menurun 89% karena peristiwa pemutihan pada 2016-2017. Pada waktu tersebut, naiknya suhu laut menyapu bersih karang dan menghancurkan habitat untuk kehidupan biota laut ditambah dengan meningkatnya pemanasan global.
Kepala ilmuwan Otoritas Taman Laut Great Barrier Reef, David Wachenfeld, dilansir dari laman BBC, membenarkan bahwa rusaknya karang akibat perubahan iklim.
Tak hanya UNESCO, sejumlah organisasi lingkungan menyerukan tindakan pemerintah yang lebih besar untuk mengatasi krisi iklim. Mereka juga meminta pemerintah Australia memberikan perlindungan ekstra pada Great Barrier Reef.
Sementara itu, Direktur Strategi untuk Masyarakat Konservasi Laut Australia meminta pemerintah untuk segera mengurangi emisi gas rumah kaca yang menjadi pemicu pemanasan global. Sebab, bila tidak, maka 10 tahun mendatang, Great Barrier Reef akan hancur.