Home Ekonomi Kementan Rintis Desa Mandiri Benih Kopi

Kementan Rintis Desa Mandiri Benih Kopi

Jakarta, Gatra.com - Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Junaedi mengungkapkan pihaknya tengah mengembangkan desa rintisan mandiri benih kopi.

"Tahun 2019 mulai ada pembagian bebih di sembilam provinsi dan sepuluh kabupaten, kita membangun desa mandiri benih," ujarnya di Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (30/8).
 
Catatan Kementan, Desa Mandiri dikembangkan di Kabupaten Bener Meriah, Aceh (1 Desa); Humbang Hasundutan, Sunatera Utara (1 Desa); Solok, Sumatera Barat (1 Desa); Pasaman Barat, Sumatera Barat (1 Desa); Kepahiang, Bengkulu (1 Desa); Lampung Barat, Lampung (2 Desa); Temanggung, Jawa Tengah (1 Desa); Bondowoso, Jawa Timur (1 Desa); Tabanan, Bali (6 Desa); dan Enrekang, Sulawesi Selatan (1 Desa).

Selain itu, Kementerian Pertanian akan membangun pusat-pusat logistik benih untuk mendekatkan persemaian benih kopi unggul kepada petani. 

Pembangunan tersebut adalah bagian program BUN500 yang telah dicanangkan Kementan untuk meningkatkan produktivitas komoditas perkebunan.
 
"Nanti akan dibangun 150 untuk titik logistik benih dan tahun 2020 akan dibangun 55 titik. (Kopi) menjadi salah satu komoditas prioritas disamping rempah-rempah," tuturnya.
 
Jumlah benih kopi yang akan dibagikan di program BUN500 sebanyak 163 juta batang dengan luas lahan 163.703 hektare."Targetnya tentu ke tanaman usia tua, direhabilitasi dan revitalisasi," ungkapnya.
Ketua Umum Dewan Kopi Indonesia, Anton Apriyantono mengungkapkan bahwa produktivitas merupakan kunci agar kopi Indonesia memiliki daya saing. 
 
Anton mencontohkan Vietnam memikiki produktivitas 3 ton per hektar, jauh di atas Indonesia yang produktivitasnya hanya 0,6 ton per hektar. Meskipun kualitas kopi Indonesia lebih baik, Indonesia sulit bersaing dengan Vietnam.
"Aspek budidaya kita usulkan sentra perkebunan diperbanyak di indonesia mendekati sentra produksi," katanya.
 
Berdasarkan data Kementan, produksi kopi robusta dan arabika di Indonesia masing-masing sebesar 527.803 ton dan 194.658 ton pada tahun 2018 (angka sementara). 
253