Goma, Gatra.com - Pemerintah Republik Demokratik Kongo merilis terjadi peningkatan kasus ebola selama satu tahun mencapai 2.000 kejadian. Tenaga kesehatan pemerintah mengatakan jumlah tersebut kemungkinan bertambah hingga 3.000 kasus.
Palang Merah Internasional mengatakan dalam sebuah pernyataan, kasus ebola Kongo menjadi wabah virus terburuk kedua yang mencapai rekor, meski pengembangan vaksin dan perawatan kesehatan telah ditingkatkan di negara ini.
Kantor berita Reuters, Jumat (30/8), melaporkan, wabah ebola telah melanda Kongo sejak 10 tahun lalu, namun ini adalah wabah yang pertama melanda kawasan bukit yang berhutan lebat di Kivu Utara dan Ituri, wilayah yang diwarnai konflik kekerasan oleh milisi dan pembunuhan etnis selama beberapa dekade.
Data pemerintah menunjukkan dari 3.004 kasus yang terjadi di wilayah itu, korban tewas yang disebabkan ebola mencapai 2.006 jiwa.
Petugas kesehatan berjuang keras untuk menangani wabah ebola di wilayah ini. "Kami berjuang bersama dengan semua mitra untuk menjangkau masyarakat, menjangkau pasien, dan mengidentifikasi kasus secepat mungkin," kata juru bicara WHO, Kristen Lindmeier.
Pekan lalu, WHO menyuarakan keprihatinan tentang meluasnya ebola di Kongo. Dari tahun 2013-2016, ebola menjadi wabah paling mematikan di kawasan Afrika Barat. Lebih dari 11,300 orang meninggal dunia karena penyakit ini dan lebih dari 28,000 orang terinfeksi.