Home Ekonomi Ini Alasan Dewan Kopi Sarankan Pengembangan Kopi Specialty

Ini Alasan Dewan Kopi Sarankan Pengembangan Kopi Specialty

Jakarta, Gatra.com - Ketua Umum Dewan Kopi Indonesia, Anton Apriyantono, menyarankan Indonesia agar mengembangkan kopi specialty karena nilai jualnya lebih menjanjikan dibanding kopi jenis lain.

"Kopi ada dua janis. Pertama, kopi specialty yang tidak dipengaruhi oleh harga dunia. Kedua, kopi komoditi yang dipengaruhi oleh harga dunia," ungkapnya dalam Silaturahmi dan Bincang-Bincang Kopi di Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Jumat (30/8).

Baca juga: Kualitas Kopi Origin Lokal Indonesia Harus Terus Diangkat

Anton mengungkapkan, tren harga kopi komoditas di dunia sedang turun. Berdasarkan data dari International Coffee Organization (ICO), tren harga kopi dunia terus turun dari titik tertinggi terakhir US$105,25 sen/lb pada 28 Juni menjadi US$94,86 sen/lb pada 28 Agustus. 

Ia menambahkan, 70-75% kopi yang ditanaam di Indonesia adalah kopi robusta komodtas. "Kita harus mendorong kopi kita menjadi kopi specialty arabika atau fine robusta," ujarnya.

Anton menjelaskan, perbaikan harga kopi dapat dicapai melalui peningkatan produktivitas untuk menjamin keberlanjutan dan ketersediaan pasokan kopi serta mendekatkan hulu dan hilir dunia perkopian.

"Setelah dipertemukan dengan eksportir, maka terjalinlah komunikasi yang lebih baik. Ternyata petani enggak pernah ketemu eksportirnya secara langsung," katanya.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementan, Dedi Junaedi, mengatajan bahwa kopi-kopi tradisional Indonesia layak untuk dikembangkan dan disosialisaisikan.

Baca juga: Mengapa Bisnis Kopi Mewabah di Indonesia?

"Bagaimana Starbucks terkait ide-idenya menjadikan kopi gaya hidup. Amerika tak punya kopi, tapi punya industri berbasis kopi," ujarnya.

Berdasrkan data dari Kementan, ekspor kopi dan produk turunannya pada tahun 2018 sebesar 279.961 ton dengan nilai ekspor mencapai US$817.789.522.

152