Semarang, Gatra.com - Kemeriahan DiploFest 2019 terlihat dalam salah satu stand di ruang UNCS Simulation, di Lapangan Simpanglima Semarang, Jumat (30/8). Sebanyak 15 peserta mengikuti simulasi sidang umum dewan keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam simulasi persidangan, mereka berperan mewakili lima negara anggota tetap dan 10 anggota tidak tetap, membahas isu yang diangkat yakni tentang migrasi global.
Mereka duduk dalam simulasi persidangan, membentuk suasana ruang dengan meja melingkar khas DK PBB. Masing-masing peserta mewakili atas nama negara perwakilan dengan berdebat terkait kebijakan negara masing-masing menggunakan bahasa Inggris.
Simulasi sidang ditentukan waktu sekitar 15 menit, masing-masing peserta negara menyampaikan draft statement pidato untuk dibahas dan ditanggapi peserta negara lainnya.
"Kita ingin memperkenalkan suasana sidang di DK PBB. Semua dibahas dalam bahasa Inggris," kata Hari Prabowo, Kordinator Harian Satgas DKPP Kemenlu RI.
Masing-masing peserta dikenalkan standar pakem Kemenlu RI saat melakukan diplomasi di sidang DK PBB, dengan membuat kertas posisi atau paper delegation, untuk dikemukakan dalam agenda sidang.
"Jadi ada dua skill menjadi diplomat DK PBB, pertama menyusun draft pernyataan, kedua cara menyampaikan draft tersebut," katanya.
Tak sampai disitu, skill komunikasi peserta juga diarahkan bagaimana menjadi diplomat dengan cara publik speaking yang elegan dan jenius.
"Seperti menyampaikan dengan intonasi yang tepat dan eye contacts, ini enak bagi yang mendengar sekaligus untuk mudah dimengerti," katanya.
"Diplomasi juga harus menyampaikan maksud tanpa harus menohok pihak lain. Tapi akan menjadi tegas jika memang harus dirasa perlu demi kedudukan yang harus disampaikan," katanya.
Salah satu peserta Charlote Lintang Kinasih dari SMA 3 Semarang mengaku senang bisa ikut simulasi persidangan DK PBB. Meski tegang namun bisa menikmati dan paham alur persidangan.
"Biasanya lihat di TV itu saling tegang, simulasi juga tegang, tapi jadi tahu alurnya cara menyampaikan," katanya yang mewakili negara Belgia.
Peserta lainnya, Audrey Rekha yang mewakili Perancis juga sangat menikmati suasana debat. Lewat paper delegation dia bisa mencerna sekaligus menyampaikan diplomasi yang baik dan benar.
"Menjadi diplomat harus bicara terarah dan tegas lewat paper delegation, saya rasa juga seorang diplomat harus kuasai bahasa asing selain Inggris. Karena ada 15 negara beda bahasa," katanya.