Jakarta, Gatra.com - Pelaksana Tugas (Plt) Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Hariyono menilai kerusuhan yang terjadi di Papua salah satunya dipengaruhi oleh distorsi sejarah yang sempit. Menurutnya, hal itu membuat kepercayaan antara elemen bangsa menjadi berkurang.
"Ini kan problem bangsa kita karena sama-sama enggak tahu sejarahnya, akibatnya kepercayaan antara elemen bangsa itu menjadi berkurang," ujarnya di Kantor BPIP, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Jumat (30/8).
Dia mengatakan, minimnya pengetahuan sejarah mengakibatkan seseorang atau suatu kelompok mudah dipengaruhi oleh oknum yang ingin menghancurkan bangsa Indonesia. Hal itu tampak pada ujaran-ujaran yang seringkali muncul saat demonstrasi di Papua yang sedang mengalihkan perhatian banyak pihak.
"Termasuk saudara-saudara kita di Papua itu merasa bukan bagian dari Indonesia. Padahal kalau dia tahu bahwa justru penghuni pertama di Nusantara itu mereka. Ini kan yang perlu kita ungkap bersama," tuturnya.
Oleh sebab itu, Hariyono menyampaikan, pihaknya mengusulkan agar pemerintah menyediakan ruang dialog kepada rakyat Papua dengan pendekatan historis dan berharap kondisi segera meredam.
"Ya itu pendekatan secara historis, jadi pemahaman sejarah itu supaya tidak mengalami sebuah distorsi dan tidak didistorsi juga sebagai kepentingan politik oleh kelompok-kelompok tertentu," katanya.