Jakarta, Gatra.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, menilai bahwa pemerataan pendidikan justru akan lebih mudah jika ibu kota pindah ke Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Selama ini, kata Muhajir, pemerataan pendidikan terkendala oleh kesenjangan pendidikan di berbagai daerah karena semua keputusan tentang pendidikan berpusat di Jakarta. "Jadi porosnya tidak di tengah. Jika nanti ibu kota pindah di Kalimantan, upaya kita untuk memeratakan pendidikan berkualitas itu akan relatif mudah. Setidaknya kesenjangan yang masih menganga ini bisa di atasi," katanya, saat ditemui di kawasan Monas, Jakarta, Kamis (29/8).
Dalam upaya pemerataan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, kata Muhajir, Kemendikbud telah membuat program ujung tombak, yaitu sistem zonasi. "Kan tema besar kita tahun ini pemerataan yang berkualitas. Strategi yang kita pilih sistem zonasi. Dan ini kita jadikan platform kebijakan pemercepatan pendidikan di tahun depan. Sudah kita usulkan ada perpresnya. Sampai sekarang kita tunggu Perpres Sistem Zonasi."
Guna meningkatkan kualitas pendidikan, Muhadjir juga mencanangkan digitalisasi sekolah, khususnya pada sekolah di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Salah satu langkah yang ditempuh adalah membagikan 1,5 Juta tablet di sekolah-sekolah tersebut.
"Kami lakukan digitalisasi sekolah secara bertahap jumlahnya 1,5 juta tablet akan kami serahkan sekolah yang mendapatkan BOS tambahan afirmasi dan kinerja untuk mulai menggunakan vitual untuk sumber belajar, seperti dianjurkan Pak Presiden," kata Muhadjir.