Jakarta, Gatra.com – Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Dr. Ir. Dodo Gunawan mengatakan, memprediksi musim hujan akan masuk pada awal November 2019, artinya saat ini musim kemarau masih berlangsung.
Hujan akan turun dengan intensitas rendah untuk wilayah Pulau Jawa, Sumatera dan sebagian daerah lain pada awal November. Namun dua hari yang lalu di sebagian wilayah Jakarta, Bogor, dan Tangerang sudah mulai hujan serta cuaca berawan.
Dodo mengatakan, khususnya petani jangan terjebak dengan situasi seperti ini, mereka jangan langsung menyiapkan lahan untuk bercocok tanam padi. “Hati-hati itu jebakan saja dan petani jangan langsung ke ladang. Ini akibat imbas angin dari Filipina yang masuk ke wilayah Indonesia,” kata Dodo.
Ia mengakui musim kemarau tahun ini agak panjang dengan suhu yang normal pada kisaran 34 derajat celsius serta terlambatnya musim hujan. “Jadi secara umum awal musim hujannya telambat, ini ada pengaruh dinamika atmosfer yang menyebabkan masih keringnya di wilayah hujan,” ujar Dodo di Jakarta, Kamis (29/8).
Kemarau yang panjang ini mengakibatkan beberapa wilayah di indonesia mengalami kekeringan kekurangan air bersih. Menanggapi hal tersebut melalui Rumah Zakat Action selama periode Mei-Agustus 2019, telah mendistribusikan sebanyak 451.000 liter air bersih di 17 titik kekeringan di 7 provinsi di Indonesia. Jumlah itu akan terus meningkat pada puncak kemarau yaitu Agustus hingga September.
Chief Program Officer Rumah Zakat, Murni Alit Baginda mengatakan, untuk pekan ini Rumah Zakat akan mengirim bantuan air bersih di 30 titik kekeringan di 11 provinsi. Pemberian air bersih merupakan salah satu bentuk respon jangka pendek untuk mengurangi dampak kekurangan air di masyarakat. Ada upaya lain yang dilakukan sebagai solusi kekeringan di kemudian hari, yaitu menyediakan logistik dan peralatan,berupa penyediaan tangki air dan pipanisasi serta pembuatan sumur bor
“Mereka meminta ke kita karena Rumah Zakat punya desa binaan yang mengalami kekeringan, kemudian melakukan survei dan kami bantu sesuai kebutuhan, seperti pembuatan sumur bor,” ucap Murni.
Lanjut Murni, pembuatan sumur bor dilakukan di Desa Angsana, Kecamatan Angsana, Pandeglang, Banten. Kemudian akan menyusul untuk wilayah Cianjur dan Sukabumi, untuk pipanisasi dilakukan di Desa Berdaya Cisolok, Tasikmalaya. Sedangkan tangki air atau Penampungan Air Hujan (PAH) di Kp. Pasir Peuti, Desa Sukamulya, Kec. Sukaluyu, Kab. Cianjur.
Rumah Zakat juga membuka peluang kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menanggulangi bencana, baik bencana kekeringan yng melanda saat ini maupun melalui aksi mitigasi.