Jakarta, Gatra.com - Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan, sistem transformasi digital yang saat ini tengah digalakkan Pertamina berpotensi memberikan kontribusi terhadap pendapatan perusahaan hingga Rp5 triliun per tahun. Angka tersebut didapatkan dari 6 program utama digitalisasi Pertamina.
"Kita ada enam program utama, yang berpotensi untuk menambah nilai, setidaknya Rp3-5 triliun per tahun," ujar Nicke dalam acara Digital Expo Pertamina 2019 di Kantor Pusat Pertamina, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (28/8).
Baca juga: Ikuti Zaman, Pertamina Lakukan Transformasi Digital
Enam program dari sektor hulu dan hilir itu antara lain Loyalty Program, Digital Refinery, Knowlegde Management & Best Practice in Upstream, Digital Procurement, Digitalisasi Korporat, dan Digitalisasi SPBU & Terminal BBM.
Lebih lanjut, Nicke menjelaskan, di sektor hulu, Pertamina telah melakukan transformasi digital dengan membangun Upstream Cloud dan Big Data Analytic, sebagai bagian dari optimasi penggunaan aplikasi Petrotechnical yang tersentralisasi dan terintegrasi.
Sementara di pengolahan, lanjut Nicke, Pertamina tengah menyiapkan predictive maintenance yang terintegrasi melalui adopsi advanced analytics, sehingga meminimalisir terjadinya unplanned shutdown.
"Di hulu, kami sudah bangun Upstream Cloud dan Big Data Analytic, ini bagian dari optimasi penggunaan aplikasi Petrotechnical yang tersentralisasi dan terintegras. Di pengolahan, kita juga sudah siapkan yang terintegrasi melalui adopsi advanced analytics," tutur Nicke.
Sementara itu, di sektor hilir, Pertamina terus melanjutkan program utamanya yakni digitalisasi SPBU & Terminal BBM, yang bertujuan untuk memonitor ketahanan stok dan distribusi BBM secara nasional. Selain itu, dalam proses pengadaan barang dan jasa, Pertamina juga menerapkan Digital Procurement yang diprediksi memberikan kontribusi efisiensi terbesar sekitar Rp 1,5-2 triliun per tahun.
Baca juga: Perubahan Mindset Kunci Keberhasilan Transformasi Pertamina
Menurut Nicke, transformasi digital Pertamina dilakukan sebagai upaya untuk menjawab tantangan bisnis di masa mendatang dan ini merupakan cara Pertamina untuk ikut beradaptasi.
"Tujuan utama transformasi digital ini adalah untuk meningkatkan layanan Pertamina baik untuk customer ataupun proses bisnis internal. Apalagi kami memiliki ribuan SPBU dan agen LPG yang jika tidak diatur secara digital tentu akan sulit," ujarnya.