Kerinci, Gatra.com – Kepala Ombudsman Jambi, Jafar Ahmad mengatakan kondisi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mayjend HA Thalib (MHAT) Kerinci saat ini sangat memprihatinkan.
Hal ini disampaikan Jafar setelah turun melakukan pengecekan ke rumah sakit, pasca habisnya benang jahit sehingga mengharuskan pasien dirujuk ke luar Kerinci.
“Kita banyak menerima informasi dari masyarakat, makanya kita turun ke RSUD MHAT Kerinci untuk klarisifikasi,” kata Jafar Ahmad, Kamis (29/8).
Hasil koordinasi dengan pihak rumah sakit, saat ini ketersediaan obat di RSU MHAT Kerinci hanya 30 persen. Kondisi ini sangat riskan sehingga mengakibatkan para pasien harus beli obat di luar, bahkan berujung pada perujukan pasien ke luar Kerinci.
“Sekitar 70 persen obat harus dibeli di luar, ini sangat tidak baik. Bahkan dari April hingga Agustus ini, banyak pasien yang dirujuk ke luar daerah,” ucapnya.
Ini tidak terlepas dari berhentinya BPJS membayar klaim dari rumah sakit. Terakhir klaim BPJS sudah mencapai Rp7 miliar.
“Hingga saat ini tidak ada solusi. Atas dasar ini Ombudsman akan memanggil Dinkes, RSUD, Pemda, DPRD, BPJS Kerinci, dan kita juga akan panggil BPJS Bungo untuk mencari solusi permasalahan ini,” katanya lagi.
Di samping akan memanggil pihak terkait, untuk mengatasi persoalan ini Pemerintah Kabupaten Kerinci dan Pemerintah Kota Sungaipenuh juga harus turun tangan.
“Pasien BPJS di RSUD Kerinci bukan hanya dari kabupaten saja namun juga dari Sungaipenuh. Makanya Pemkot Sungaipenuh tidak boleh tinggal diam,” ucap Jafar.